Rabu, 1 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

AS dan China Capai Kesepakatan Awal Soal TikTok, Pembicaraan Final Digelar Jumat dengan Xi Jinping

Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan kerangka kerja penting terkait masa depan aplikasi video populer TikTok di AS.

Freepik
ILUSTRASI APLIKASI TIKTOK - Foto ini diambil dari Freepik. Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan kerangka kerja penting terkait masa depan aplikasi video populer TikTok di AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan kerangka kerja penting terkait masa depan aplikasi video populer TikTok di AS.

Pengumuman ini disampaikan pada Senin (15/9/2025), setelah negosiasi panjang yang menjadi bagian dari perundingan perdagangan antara kedua negara di Madrid.

Kesepakatan awal ini menandai langkah maju dalam menyelesaikan ketegangan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terkait kepemilikan dan pengoperasian TikTok di Amerika Serikat.

Masalah soal TikTok ini mulai memanas sejak pemerintahan Presiden Donald Trump pertama kali mengusulkan pelarangan aplikasi tersebut di AS pada tahun 2020.

Saat itu, Trump mengungkapkan alasan keamanan Nasional karena kepemilikan ByteDance yang berbasis di China.

Trump mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif untuk membatasi operasional TikTok di AS, yang sempat mengakibatkan aplikasi ini berhenti beroperasi pada Januari 2024.

Namun, undang-undang yang disahkan pada masa pemerintahan Joe Biden melarang TikTok beroperasi di AS kecuali perusahaan tersebut menjual bisnisnya kepada entitas AS, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah AS pun memberikan beberapa kali perpanjangan jeda larangan agar negosiasi dapat berjalan, yang terakhir dilakukan pada Juni 2025, dikutip dari CNN.

Jika kesepakatan tidak tercapai, TikTok akan dilarang di AS mulai Rabu mendatang.

Kesepakatan Kerangka Kerja dan Pembicaraan Selanjutnya

Dalam kesepakatan kerangka kerja yang diumumkan, kedua pihak setuju bahwa kepemilikan TikTok harus beralih ke operasi yang berpusat di AS. 

Baca juga: AS dan Tiongkok Gelar Pertemuan di Spanyol, Penjualan TikTok Ikut Jadi Bahasan utama

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, yang ikut serta dalam delegasi AS di Madrid, menyatakan bahwa negosiasi juga melibatkan permintaan konsesi dari China terkait perdagangan dan teknologi, dikutip dari AP News.

Bessent menegaskan bahwa keamanan nasional AS tetap menjadi prioritas utama dalam kesepakatan ini.

"Kami tidak akan membahas persyaratan komersial dari kesepakatan ini. Kesepakatan ini melibatkan dua pihak swasta, tetapi persyaratan komersialnya telah disepakati," ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Presiden Trump memberikan pujian terhadap kemajuan tersebut melalui media sosialnya, menyebut bahwa kesepakatan ini akan melindungi perusahaan yang “sangat ingin diselamatkan oleh anak muda di negara kita.” 

"Kesepakatan juga telah dicapai terkait perusahaan 'tertentu' yang sangat ingin diselamatkan oleh anak muda di negara kita," tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.

“Hubungannya tetap sangat kuat!!!”

Baca juga: Permintaan di Luar Nalar Trump, Eropa Disuruh Bulatkan Tarif Impor 100 Persen ke India dan China

Trump dijadwalkan akan melakukan pembicaraan final dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Jumat untuk mengonfirmasi dan menyelesaikan kesepakatan ini.

Meski demikian, para ahli dan pengamat memperingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menanggapi kesepakatan ini karena negosiasi antara AS dan China sering kali bersifat kompleks dan berkelanjutan. 

Usha Hayley, profesor bisnis internasional, mengingatkan bahwa “Tiongkok sering kali menganggap penandatanganan kesepakatan sebagai awal, bukan akhir, dari negosiasi apa pun,” dan proses detail masih akan memakan waktu bertahun-tahun.

Dampak Kesepakatan dan Langkah Selanjutnya

Kesepakatan ini tidak hanya berpotensi menjaga TikTok tetap beroperasi di AS, tetapi juga diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan antara kedua negara dan membuka pintu untuk negosiasi perdagangan lebih lanjut. 

Menurut Maria Pechurina dari Peacock Tariff Consulting, nasib TikTok secara eksplisit dihubungkan dengan kemajuan pengurangan tarif dan konsesi perdagangan yang menjadi bagian dari pembicaraan di Madrid.

Sementara itu, rincian teknis kesepakatan ini mencakup pengelolaan data pengguna TikTok di AS dan lisensi atas algoritma serta hak kekayaan intelektual, sebagaimana dijelaskan oleh pejabat China

TikTok dan ByteDance sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai status kesepakatan ini.

TikTok bukan hanya soal teknologi dan bisnis, tetapi juga memainkan peran budaya dan politik yang signifikan di AS. 

Aplikasi ini memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS, banyak di antaranya dari kalangan muda, yang menjadi basis dukungan penting dalam pemilu 2024. 

Presiden Trump yang awalnya keras menentang TikTok, akhirnya melihat nilai strategis platform ini dalam mencapai pemilih muda dan konservatif.

Pelarangan TikTok yang berulang kali ditunda ini menimbulkan perdebatan sengit antara kepentingan keamanan nasional dan kebebasan berinternet, serta pengaruh geopolitik dalam era digital. 

Pembicaraan akhir antara Trump dan Xi Jinping pada hari Jumat nanti dipandang sebagai momen krusial yang akan menentukan masa depan TikTok di AS dan hubungan perdagangan kedua negara.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Donald Trump dan TikTok

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved