Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Maduro Tuduh AS Gunakan Perang Narkoba sebagai Dalih Rampas Sumber Daya Venezuela
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh AS gunakan dalih perang narkoba untuk mencuri minyak, gas, dan emas negaranya.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Sejak Chavez naik ke tampuk kekuasaan pada 1999, hubungan bilateral memburuk akibat retorika anti-imperialis, nasionalisasi industri, serta kedekatan Venezuela dengan Rusia dan Tiongkok.
Puncak ketegangan terjadi pada 2002 saat kudeta militer singkat menggulingkan Chavez.
Pemerintah Caracas menuduh Washington terlibat, meski AS membantah tuduhan tersebut.
Setelah Chavez wafat pada 2013, Nicolas Maduro melanjutkan garis keras anti-AS, memperkuat sikap konfrontatif dalam kebijakan luar negeri Venezuela.
Situasi semakin memanas pada 2019 ketika AS mengakui oposisi Juan Guaidó sebagai presiden interim, memicu sanksi ekonomi yang memperdalam krisis domestik Venezuela.
Di masa jabatan pertama Presiden Donald Trump (2017–2021), Washington menempatkan kekuatan militer di Karibia dan menyatakan opsi intervensi militer tetap terbuka.
Maduro mengecam langkah itu sebagai bentuk intervensi gegabah.
Kini, di masa jabatan Trump yang kedua, ketegangan kembali meningkat.
Baca juga: Presiden Venezuela Maduro Klaim 8 Kapal AS dengan 1.200 Rudal Menargetkan Venezuela
Pada September 2025, Venezuela mengerahkan 25.000 tentara sebagai bagian dari operasi reaksi cepat untuk mempertahankan kedaulatan di tengah tekanan militer AS.
“Tujuan utama mobilisasi ini adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional serta memperjuangkan perdamaian,” ujar Maduro dalam pidato televisi, Senin (8/9/2025).
Ia juga menegaskan kesiapan Venezuela untuk memasuki tahap perjuangan bersenjata jika diserang, meski tetap membuka ruang dialog selama ada penghormatan terhadap kedaulatan nasional.
Langkah ini menyusul perluasan operasi militer AS di kawasan Karibia, yang diklaim Washington sebagai upaya memberantas kartel narkoba yang diduga beroperasi dari wilayah Venezuela.
Namun, Caracas menolak tuduhan tersebut dan menyamakannya dengan dalih invasi Irak pada 2003, ketika AS menggunakan klaim senjata pemusnah massal sebagai pembenaran.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.