Konflik Palestina Vs Israel
Media Israel Mulai Memberontak ke Pemerintahnya Setelah Lama Menutupi Penderitaan Gaza
perubahan sikap media Israel ini dinilai mencerminkan perpecahan yang mendalam mengenai apakah invasi militer IDF ke Gaza harus dihentikan.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Media Israel Mulai Memberontak ke Pemerintahnya Setelah Lama Menutupi Penderitaan Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Selama dua tahun terakhir, sejak perang Gaza pecah, stasiun-stasiun televisi di Israel sangat kurang memberi perhatian pada penderitaan warga Palestina di Gaza.
Alih-alih begitu, media Israel menerus menyajikan kepada pemirsa mereka cerita-cerita yang menonjolkan kisah heroik dan kepahlawanan Israel, penderitaan keluarga para sandera, dan gugurnya prajurit (IDF) dalam pertempuran.
Namun, hal itu kini berubah.
Baca juga: Tiga Petempur Palestina Serbu Hanggar Tank Israel, Lempar Bom ke Palka, Komandan IDF Tewas
TRT melaporkan, dikutip Selasa (9/9/2025) kalau dalam beberapa bulan terakhir, beberapa stasiun televisi Israel mulai membagikan gambar-gambar mengerikan anak-anak yang kekurangan gizi dan beberapa kisah yang diliput secara luas tentang kesulitan hidup sehari-hari warga Palestina.
"Perubahan halus ini terjadi saat Israel menghadapi kemarahan global yang belum pernah terjadi sebelumnya atas perang genosida yang sedang dilakukan Israel di Gaza," tulis laporan itu.
Hal yang paling krusial, perubahan sikap media Israel ini dinilai mencerminkan perpecahan yang mendalam mengenai apakah invasi militer IDF ke Gaza harus dihentikan.
Perubahan haluan ini dianggap sebagai 'pemberontakan' meskipun protes yang semakin meningkat dan liputan media hanya berdampak kecil terhadap kebijakan Pemerintah Israel.
"Bukan hanya peduli terhadap situasi di Gaza, tetapi juga dari perspektif Israel, apakah kita bertindak dengan benar dan sesuai dengan tujuan perang ini?" kata Eran Amsalem, profesor komunikasi di Universitas Ibrani Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara umum cenderung mengabaikan gerakan massa yang menyerukan diakhirinya perang yang difokuskan pada pengembalian para sandera.
Setelah serangan Hamas Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 dan pertempuran regional selama dua tahun, pemberitaan yang memojokkan warga Palestina bahkan semakin berkurang daya tariknya.
Serangan kilat pasukan perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas mengejutkan Israel.
Sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan itu. Dari 251 orang yang disandera, 48 orang masih berada di Gaza — sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup — setelah sebagian besar lainnya dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Serangan ini dianggap sebagai serangan terburuk yang pernah terjadi di wilayah Israel dan masih mendominasi siaran berita lokal.
Pada bulan-bulan awal, warga Israel mendukung narasi Israel setelah apa yang disebut sebagian orang sebagai 9/11 mereka, sementara media internasional segera mengalihkan fokus ke invasi mematikan IDF di Gaza.
Konflik Palestina Vs Israel
Greta Thunberg Sebut Kapal Pembawa Bantuan Gaza Diserang Drone, Tunisia Membantah |
---|
Tiga Petempur Palestina Serbu Hanggar Tank Israel, Lempar Bom ke Palka, Komandan IDF Tewas |
---|
Netanyahu Usir Warga Kota Gaza, Israel Mau Ratakan Lebih dari 50 Gedung |
---|
Empat Tentara Israel Tewas dalam Serangan Fajar Perlawanan Gaza di Jabalia |
---|
Yaman Melancarkan Serangan Kedua di Bandara Ramon Israel, Sirene Berbunyi di Dimona |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.