Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Trump Desak Hamas Bebaskan 20 Sandera Israel, Perlawanan Palestina Beri Jawaban

Sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Hamas agar bebaskan 20 sandera. Hamas menegaskan mereka siap lanjutkan negosiasi.

Telegram/Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), (atas, kiri-kanan): sandera Israel, Omer Shem Tov cium kening anggota Al-Qassam dan Al-Qassam pamer senjata. (bawah, kiri-kanan): 3 tentara Israel dibebaskan dan 2 sandera (Tal Shoham dan Avera Mengistu) dibebaskan. Pada 3 September 2025, Trump mendesak Hamas agar membebaskan 20 sandera Israel, Hamas mengatakan mereka siap melanjutkan negosiasi. 

Koresponden TV Al-Arabiya, Ahmed Al-Bata, melaporkan bahwa empat warga Palestina tewas ketika pasukan pendudukan mengebom sebuah rumah di lingkungan Al-Sabra, Kota Gaza.

Ia menambahkan bahwa empat warga Palestina, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan tenda pengungsi di lingkungan Tal al-Hawa, barat daya Kota Gaza

Selain itu, sejumlah orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Al-Nasr, sebelah barat Kota Gaza.

Selama 24 jam terakhir, lebih dari 80 warga Palestina tewas termasuk 16 warga pencari bantuan, akibat serangan udara Israel.

Setidaknya, 63.746 warga Palestina telah tewas an 161.245 lainnya terluka dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan pada hari Rabu, menurut laporan Anadolu Agency.

Israel menyalahkan Hamas dan kelompok perlawanan lainnya atas kehancuran dan kelaparan yang parah di Jalur Gaza.

Hamas dan kelompok perlawanan lainnya meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, menembus pertahanan Israel di wilayah selatan.

Pada hari itu, mereka menahan sekitar 250 orang dari selatan Israel.

Hamas menyebut Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel yang sudah berlangsung sejak 1948, serta sebagai respons atas upaya Israel mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsa.

Israel kemudian menutup total jalur masuk ke Jalur Gaza setelah serangan tersebut, mencegah bantuan apa pun memasuki Gaza sementara Israel meluncurkan serangannya.

Beberapa minggu kemudian, Israel membuaka kembali akses ke Gaza, namun jumlah bantuan yang diizinkan masuk sangat terbatas.

Pada 2 Maret 2025, Israel melakukan blokade total terhadap penyeberangan Kerem Shalom (perbatasan Mesir, Jalur Gaza, Israel), Rafah (perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir) dan Erez Crossing (Beit Hanoun di Jalur Gaza utara).

Pemblokiran itu mengakibatkan kelaparan massal yang menewaskan lebih dari 322 jiwa, di antaranya 121 hingga 29 Agustus 2025, menurut Pusat Informasi Palestina.

UNICEF dan WHO menyebut kondisi ini sebagai “human-made mass starvation” akibat blokade dan gangguan bantuan, menurut laporan Reuters.

Di tengah kecaman internasional, pada bulan Mei 2025, Israel dan AS mendirikan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) sebagai pihak penyalur bantuan di Jalur Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved