Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Undang Zelenskyy ke Moskow, Sinyal Perang Rusia-Ukraina Berakhir?

Putin menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Zelensky di Moskow untuk membahas usulan gencatan senjata

lowyinstitute.org/Britannica/kolase tribunnews
PERTEMUAN PUTIN ZELENSKY- Putin menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Zelensky di Moskow untuk membahas usulan gencatan gencata asalkan pertemuan tersebut dipersiapkan secara matang dan berpotensi menghasilkan kemajuan nyata dalam upaya mengakhiri konflik yang berkepanjangan. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Moskow, di tengah meningkatnya tekanan internasional agar tercapai gencatan senjata.

Dalam keterangan resmi yang dikutip Anadolu, Putin siap menggelar perundingan dengan Zelensky asalkan pertemuan tersebut dipersiapkan secara matang dan berpotensi menghasilkan kemajuan nyata dalam upaya mengakhiri konflik yang berkepanjangan.

Pernyataan itu diungkap Putin dalam konferensi pers di Beijing, usai menghadiri serangkaian acara bilateral.

Ia mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mendorong adanya pertemuan langsung antara dirinya dan Zelensky dalam pertemuan puncak di Alaska bulan lalu.

Akan tetapi menurut Moskow tawaran itu kurang persiapan selain itu Putin juga masih meragukan komitmen Ukraina, karena menurutnya usulan Rusia pada 2022 soal penghentian konflik tidak ditanggapi konsisten, terutama setelah penarikan pasukan Rusia dari sekitar Kyiv.

“Saya tidak pernah menolak ini, asalkan pertemuannya dipersiapkan dengan matang dan dapat menghasilkan beberapa hasil yang positif,” ujar Putin.

“Donald bertanya kepada saya apakah saya bisa mengatur pertemuan semacam itu. Saya menjawab ya, itu mungkin. Pada akhirnya, jika Zelensky siap, biarkan dia datang ke Moskow lalu pertemuan itu akan terlaksana,” imbuhnya

Rusia Tegaskan Syarat Perdamaian

Putin menegaskan keyakinannya bahwa peluang kesepakatan damai masih terbuka.

Putin menegaskan bahwa peluang perdamaian dengan Ukraina tetap terbuka, namun membutuhkan syarat-syarat mendasar yang harus dipenuhi oleh pihak Kyiv.

Adapun syarat utama yang diajukan Rusia adalah agar otoritas Ukraina menghormati pilihan politik masyarakat di wilayah tenggara Ukraina, yakni menarik pasukan dari area tersebut, serta menghentikan operasi militer.

Baca juga: Obrolan Rahasia Xi Jinping–Putin Tertangkap Kamera, Diskusi Soal Keabadian di Tengah Parade Militer

“Pada tahun 2022 kami mengusulkan agar otoritas Ukraina menghormati pilihan rakyat di tenggara Ukraina, menarik pasukan mereka, dan segera mengakhiri konflik ini. Usulan itu sebenarnya tidak sepenuhnya ditolak pada waktu itu,” ujar Putin.

Namun, ia menuding bahwa setelah pasukan Rusia ditarik dari sekitar Kyiv atas desakan negara-negara Eropa Barat, sikap Ukraina berubah.

“Situasi langsung berbalik. Kami diberitahu dengan jelas bahwa pihak mereka akan berjuang sampai akhir, bahkan dengan cara yang paling ekstrem,” kata Putin.

Meski demikian, Putin mengatakan masih ada ruang kompromi jika “akal sehat” diutamakan oleh kedua belah pihak.

Ia menekankan bahwa solusi damai hanya dapat dicapai jika ada kesepakatan politik yang menjamin keamanan Rusia dan mengakui realitas di lapangan, termasuk status wilayah yang kini dikuasai Moskow.

Rusia juga menyoroti keterlibatan Amerika Serikat. Putin mengatakan, pemerintahan Presiden Donald Trump menunjukkan sinyal positif dan “tulus” untuk mendorong tercapainya solusi politik.

Ia bahkan menyinggung adanya peluang pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dengan catatan perundingan itu dipersiapkan matang dan menghasilkan kemajuan nyata.

“Saya tidak pernah menolak pertemuan. Namun, jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka hasilnya hanya simbolis. Itu tidak akan membantu siapa pun,” tegasnya.

Sejumlah analis menilai syarat perdamaian Rusia masih sulit diterima Ukraina, yang menuntut pemulihan penuh kedaulatan wilayahnya.

Namun, pernyataan Putin dinilai membuka peluang diplomasi baru, terutama jika didukung tekanan internasional untuk mengakhiri perang yang telah menelan ratusan ribu korban dan mengguncang ekonomi global.

Dengan pernyataan terbaru ini, bola kini berada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Apakah pemimpin Ukraina itu akan menerima undangan Putin untuk datang ke Moskow masih menjadi tanda tanya besar, namun jelas bahwa wacana ini menambah babak baru dalam dinamika diplomasi internasional terkait perang di Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina Berlangsung Selama Lebih dari 3 Tahun

Perang antara Rusia dan Ukraina kini telah berlangsung lebih dari 3 tahun.

Menurut situs Parliament.uk, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022. 

Pasukan Rusia menyerbu dari arah Belarus di utara, Rusia di timur, dan Krimea di selatan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut operasi ini sebagai “operasi militer khusus” untuk melindungi rakyat Donbas dan “mendemiliterisasi serta denazifikasi Ukraina”.

Ia membantah adanya niat untuk menduduki wilayah Ukraina.

Namun, selama tiga tahun terakhir, Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran, termasuk menargetkan infrastruktur sipil penting.

Total korban diperkirakan mencapai ratusan ribu dari kedua belah pihak, meski angkanya tidak bisa diverifikasi secara resmi.

Pada Oktober 2022, Rusia menandatangani perjanjian aneksasi terhadap Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, meski wilayah-wilayah itu belum sepenuhnya berada di bawah kendali mereka.

Ukraina tetap bertekad merebut kembali seluruh wilayahnya, termasuk Krimea yang telah dianeksasi Rusia sejak 2014.

Hingga kini, belum terlihat apakah Rusia dan Ukraina akan menyepakati gencatan senjata.

(Tribunnews.com / Namira/Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved