Demo di Jakarta
AS Keluarkan Peringatan, Imbau Warganya di Indonesia Untuk Waspada Buntut Aksi Berdarah di DPR
Dubes AS mengeluarkan peringatan darurat bagi warga negaranya yang berada di Indonesia. Warga negara AS diminta waspada buntut aksi berdarah di DPR
TRIBUNNEWS.COM - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta mengeluarkan peringatan darurat bagi warga negaranya yang berada di Indonesia.
Imbauan ini disampaikan menyusul gelombang demonstrasi besar-besaran yang pecah di sejumlah daerah, memprotes tunjangan fantastis bagi anggota DPR RI.
Dalam situs resminya, Kedubes AS menyebut peringatan itu sebagai “Demonstration Alert” atau peringatan demonstrasi.
Warga negara AS diminta untuk menghindari area aksi, menjauhi keramaian, serta memantau perkembangan melalui media lokal dan sumber resmi.
“Hindari keramaian, beri tahu teman dan keluarga soal keselamatan Anda, serta tetap waspada terhadap lingkungan sekitar,” tulis imbauan Kedubes AS, dikutip dari laman resminya.
Selain itu, warga AS disarankan mendaftar pada Program Pendaftaran Pelancong Cerdas (STEP) agar dapat menerima informasi terkini langsung dari Kementerian Luar Negeri AS.
Lokasi-lokasi yang sering dikunjungi wisatawan juga diingatkan sebagai area rawan yang patut dihindari.
Aksi Massa Memanas, Satu Korban Jiwa
Kericuhan besar yang terjadi di depan Gedung DPR/MPR pada Kamis (28/8) berakar dari kebijakan kontroversial DPR RI yang memberikan tunjangan rumah dan fasilitas fantastis kepada para anggotanya.
Keputusan ini memicu kemarahan publik karena dianggap tidak adil di tengah kondisi ekonomi rakyat yang masih sulit.
Gelombang kritik semakin kuat karena kebijakan DPR dianggap memperlebar kesenjangan sosial.
Baca juga: Demo Berdarah Dampak dari Ulah DPR Abaikan Suara Rakyat
Alasan ini mendorong masyarakat khususnya para buruh menggelar demo besar-besaran di kawasan Gedung DPR/MPR di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta.
Adapun aksi ini melibatkan ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan pengemudi ojek online.
Orasi di depan Gedung DPR berlangsung bergantian antara mahasiswa, aktivis, hingga perwakilan pengemudi ojol.
Suasana semakin memanas setelah massa menuntut anggota DPR keluar menemui mereka, namun tak ada perwakilan dewan yang hadir.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa mulai merangsek ke pagar gedung DPR. Polisi yang berjaga berlapis menahan dengan tembakan gas air mata dan meriam air.
Situasi kian mencekam ketika sebuah kendaraan taktis (rantis) yang dikerahkan aparat bergerak di tengah massa.
Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan dilaporkan tewas setelah terlindas kendaraan tersebut.
Selain itu, 38 orang mengalami luka-luka, sebagian besar akibat terkena gas air mata, pukulan, dan lemparan benda tumpul.
Aksi Menyebar ke Berbagai Daerah
Pasca insiden ini ribuan pengemudi ojol mengepung Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat. Di sisi lain, ratusan mahasiswa menggelar aksi di depan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
Mereka menuntut keadilan atas tewasnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis saat kericuhan di depan DPR.
Gelombang protes tak hanya berhenti di Jakarta. Di Solo dan Surabaya, aksi massa yang digelar mahasiswa dan buruh juga berakhir ricuh.
Ledakan, suara tembakan gas air mata, hingga asap tebal menyelimuti kawasan pusat kota.
Massa berhamburan, sementara sejumlah pengunjuk rasa dilaporkan mengalami luka akibat terkena pukulan dan tembakan gas air mata jarak dekat.
Meluasnya aksi di berbagai daerah menunjukkan tingginya eskalasi protes terhadap DPR dan aparat keamanan.
Gelombang aksi ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan, dengan fokus tuntutan pada pembatalan kebijakan tunjangan DPR serta akuntabilitas aparat dalam tragedi Senayan.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.