Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Chechnya dan Georgia, Sinyal Kalau Perdamaian dengan Ukraina Cuma Angin Lalu Buat Rusia

Pola Rusia yang mengabaikan atau melanggar ketentuan perjanjiannya menjadi ketakutan tersendiri bagi Ukraiana.

Telegram Kementerian Pertahanan Rusia/Ruslan Sergeev
TENTARA RUSIA - Foto ini diambil pada Sabtu (15/3/2025) dari Kementerian Pertahanan Rusia memperlihatkan tentara Rusia berjalan di Kursk, Rusia barat, setelah mereka memukul mundur pasukan Ukraina yang menduduki wilayah tersebut sejak Agustus tahun 2024. 

Namun, sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut, menurut para ahli Georgia, Moskow telah melanggar ketentuan-ketentuan utama dari Rencana Enam Poin, terutama poin nomor lima, yang mengharuskan pasukan Rusia “menarik diri ke posisi-posisi yang telah mereka kuasai sebelum permusuhan dimulai di Ossetia Selatan.”

Untuk melakukan ini, Moskow harus menarik tentaranya dari sebagian besar Ossetia Selatan, sehingga kehilangan sumber pengaruh penting atas Tbilisi.

Shota Utiashvili, seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Georgia selama konflik, mengatakan kepada TMT kalau Rencana Enam Poin adalah kesepakatan terbaik yang bisa didapatkan Georgia saat itu, meskipun tidak memiliki mekanisme untuk mencegah Rusia terus menduduki wilayah.

"Tidak banyak pilihan yang tersedia," kata Utiashvili. "Cukup jelas bahwa Rusia akan mempertahankan kendali atas wilayah yang mereka kuasai."

Dalam beberapa tahun, pengalaman Georgia dibayangi oleh pecahnya pertempuran di Donbas dan kegagalan perjanjian multilateral untuk mencegah invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022.

Pejabat Amerika dan Eropa sekarang mendorong pertemuan puncak bilateral antara Putin dan Zelensky sebagai langkah selanjutnya dalam proses perdamaian untuk mengakhiri pertempuran.

Utiashvili, yang juga mengawasi perundingan damai dengan Rusia setelah perang, mengatakan bahwa pelajaran terbesar yang dapat diberikan Georgia saat ini adalah pentingnya jaminan keamanan dari Barat, sesuatu yang telah diutarakan skeptis oleh para pejabat Rusia.

"Kuncinya sekarang bukanlah kata-kata dalam perjanjian itu, karena jika Rusia merasa dapat dengan aman melanggar perjanjian itu, mereka akan melakukannya," ujarnya. "Kuncinya adalah kekuatan jaminan keamanan bagi Ukraina."

“Rakyat [Ukraina] perlu tahu bahwa jika Rusia menyerang lagi,” tambahnya, “pasukan kavaleri akan datang dan mereka tidak akan dibiarkan sendiri.”

 

(oln/B Benson/TMT/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved