Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Akui Ngebom Rumah Sakit Nasser, 20 Tewas termasuk Jurnalis dan Nakes

Israel akui mengebom Rumah Sakit Nasser, menewaskan 20 orang termasuk jurnalis, pasien, dan tenaga kesehatan. Israel klaim akan gelar penyelidikan.

Facebook PM Israel
ZAMIR DAN NETANYAHU - Foto diambil dari Facebook PM Israel, Sabtu (5/7/2025), memperlihatkan Kepala Staf IDF Eyal Zamir (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu (kanan) dalam pertemuan di markas milter Israel di Kirya, Tel Aviv pada 1 Juli 2025. Pada 25 Agustus 2025, Israel mengebom rumah sakit Nasser di Jalur Gaza, menewaskan 20 orang termasuk jurnalis, pasien dan tenaga kesehatan. 

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyuarakan keterkejutannya dan menyerukan gencatan senjata segera serta perlindungan bagi warga sipil, tenaga kesehatan, dan jurnalis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyebut pengeboman rumah sakit oleh Israel tidak dapat dimaafkan, dengan menegaskan bahwa warga sipil dan jurnalis harus dilindungi.

Sementara itu, kecaman juga datang dari PBB dan organisasi internasional. Komisaris Tinggi UNRWA Philippe Lazzarini menyoroti kelambanan dunia internasional yang ia anggap mengejutkan, dan menyebut serangan ini sebagai upaya membungkam suara-suara terakhir yang melaporkan penderitaan anak-anak di tengah kelaparan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras pembunuhan warga sipil tersebut, menyerukan penghormatan terhadap tenaga medis dan jurnalis, serta menuntut penyelidikan segera dan tidak memihak.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menekankan perlunya penghentian serangan terhadap fasilitas kesehatan, mengingat rakyat Gaza sudah menghadapi kelaparan dan akses mereka terhadap layanan medis semakin terbatas akibat serangan berulang, lapor Russia Today.

Dari kalangan pers, Asosiasi Pers Asing di Israel menyatakan kemarahan mendalam setelah lima jurnalis internasional tewas dalam serangan itu, yang mereka sebut sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap jurnalis sejak perang Gaza dimulai.

Asosiasi tersebut menjelaskan bahwa serangan mengenai tangga luar rumah sakit—tempat jurnalis biasanya memasang kamera—dan terjadi tanpa peringatan.

Mereka menegaskan bahwa Israel terlalu sering menargetkan jurnalis di Gaza tanpa alasan yang dapat dibenarkan, serta menyerukan agar komunitas internasional segera bertindak untuk melindungi mereka.

Israel masih melanjutkan serangannya di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Israel melancarkan ofensif udara dan tembakan tank terhadap pinggiran Gaza City—khususnya di Zeitoun, Shejaia, Sabra, dan Jabalia pada 24 Agustus 2025.

Israel mengklaim serangan itu menarget terowongan militan Hamas dengan tujuan menyerang pertahanan mereka dan menguasai kota sebagai markas terakhir Hamas.

Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan serangan mematikan ke Jalur Gaza, mengklaim itu sebagai balasan terhadap Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan kelompok perlawanan Palestina, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), yang membobol pertahanan Israel di selatan pada 7 Oktober 2023.

Dalam serangan tersebut, kelompok perlawanan Palestina berhasil menahan sekitar 250 orang.

Hamas menyatakan operasi itu merupakan bentuk perlawanan terhadap Israel yang ingin melanggengkan pendudukannya di Palestina sejak pendirian Israel pada tahun 1948 dan mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsa.

Sementara itu, pemerintah Israel menyatakan masih ada sekitar 50 orang yang ditahan di Gaza, meskipun sebelumnya telah terjadi beberapa kali pertukaran tahanan antara kedua pihak.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan