Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Terus Dibombardir, Netanyahu Bicara Gencatan Senjata Sambil Rencanakan Serangan Baru

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dua pesan bertolak belakang di tengah serangan yang terus berlanjut di Gaza.

Tangkapan layar YouTube Times News
PM ISRAEL NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube Times News pada Jumat (22/8/2025). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dua pesan bertolak belakang di tengah serangan yang terus berlanjut di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketika langit Gaza terus dipenuhi suara dentuman dan ledakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dua pesan bertolak belakang.

Pesan berbeda yang diungkapkan oleh Netanyahu adalah dimulainya negosiasi baru untuk membebaskan para sandera, sekaligus persetujuan rencana militer besar-besaran untuk menguasai Kota Gaza sepenuhnya.

Di tengah kehancuran dan penderitaan yang terus berlangsung, wacana Israel terkait gencatan senjata dan eskalasi militer kembali berjalan beriringan.

Konflik di Gaza kembali memanas sejak Oktober 2023, di mana Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza.

Operasi Israel di Gaza kini telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel meningkatkan intensitas serangan di wilayah utara Gaza. 

Militer menyatakan bahwa serangan udara dan artileri telah menggempur pinggiran Kota Gaza sebagai bagian dari fase kedua operasi militer yang disebut “Kereta Perang Gideon”. 

Puluhan orang dilaporkan tewas hanya dalam sehari, dan masyarakat sipil menghadapi malam-malam tanpa tidur di bawah ancaman ledakan terus-menerus.

Setelah serangan tersebut, Netanyahu tiba-tiba muncul dalam siaran video dan memberikan pernyataan yang mengejutkan.

“Saya datang untuk menyetujui rencana IDF untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas,” ujar Netanyahu dalam pernyataan videonya dari markas militer, dikutip dari Al-Arabiya.

Ia mengklaim bahwa operasi militer harus tetap berjalan, walaupun adanya negosiasi gencatan senjata.

Baca juga: Rencana Israel Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan ke Kota Gaza Tuai Kekhawatiran, ICRC: Tak Tertolerir

“Pada saat yang sama, saya telah menginstruksikan untuk segera memulai negosiasi guna membebaskan semua sandera kami dan mengakhiri perang dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh Israel," tegasnya.

Namun, pernyataan ini tidak serta-merta membawa harapan. 

Meski Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata selama 60 hari yang disusun oleh mediator Qatar dan Mesir, yang mencakup pembebasan sebagian sandera secara bertahap, Israel belum memberikan tanggapan resmi, dikutip dari BBC.

Netanyahu dan para pejabat Israel bersikeras bahwa pembebasan semua sandera harus dilakukan sekaligus, bukan bertahap, dan bahwa syarat-syarat akhir perang mencakup pelucutan senjata Hamas, demiliterisasi Gaza, serta kendali penuh Israel atas wilayah perbatasan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan