Sabtu, 4 Oktober 2025

Jet Tempur F/A-18D Hornet Malaysia Meledak saat Lepas Landas di Kuantan, Pilot dan Kopilot Selamat

Jet tempur milik Angkatan udara Diraja Malaysia (RMAF) meledak dan terbakar sesaat setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Kuantan

Freepik
ILUSTRASI JET TEMPUR - Foto ini diambil dari Freepik pada Jumat (22/8/2025). Jet tempur milik Angkatan udara Diraja Malaysia (RMAF) meledak dan terbakar sesaat setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Kuantan 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah insiden serius mengguncang militer Malaysia pada Kamis (21/8/2025), malam, waktu setempat.

Saat itu, satu unit jet tempur milik Angkatan udara Diraja Malaysia (RMAF) meledak dan terbakar sesaat setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Kuantan, yang terletak di kawasan Bandara Sultan Ahmad Shah, Pahang.

Rekaman kejadian yang menampilkan percikan api dan ledakan dari pesawat tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial, memicu keprihatinan luas.

Pesawat yang terlibat dalam insiden ini adalah F/A-18D Hornet, jet tempur multiperan buatan Amerika Serikat. Pesawat ini dikenal mampu beroperasi dalam segala cuaca, bermesin ganda, dan memiliki kemampuan untuk digunakan dari kapal induk. 

Sejak pertengahan 1990-an, jet jenis ini telah menjadi tulang punggung kekuatan udara taktis RMAF.

Kronologi 

Kecelakaan terjadi pada pukul 21.05 waktu setempat saat pesawat sedang bersiap untuk lepas landas, dikutip dari New Strait Times.

Rekaman visual menunjukkan semburan api dari bagian belakang jet sesaat setelah take-off, diikuti dengan ledakan yang menyebabkan kobaran api besar.

Jet tersebut mengangkut dua personel, seorang pilot dan seorang perwira sistem persenjataan, yang berhasil keluar sebelum ledakan meluas.

Keduanya segera dilarikan ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan (HTAA) untuk pemeriksaan medis. 

Menurut Kapolsek Pahang, Datuk Seri Yahaya Othman, kondisi kedua awak saat ini stabil, dan hasil pemeriksaan medis masih menunggu.

Baca juga: Keputusan Radikal Spanyol: Batal Beli F-35 AS, Lirik Jet Tempur Generasi Kelima KAAN Turki

"Polisi sedang menunggu hasil pemeriksaan medis dari tim medis HTAA. Namun, hingga saat ini, kedua pilot yang terlibat dipastikan selamat," ujarnya, dikutip dari The Rakyat Post.

Bandara Ditutup Sementara, Investigasi Dimulai

Pihak Angkatan Udara Diraja Malaysia telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi waktu dan jenis pesawat yang terlibat. 

Lokasi kecelakaan berada di landasan pacu bandara militer dan tidak melibatkan area sipil, sehingga tidak menimbulkan korban tambahan.

Akibat insiden tersebut, Bandara Sultan Ahmad Shah atau Bandara Kuantan menangguhkan sementara operasi penerbangan untuk memfasilitasi proses evakuasi dan pembersihan area kecelakaan, dikutip dari Republic World.

Penumpang diimbau untuk menghubungi maskapai masing-masing guna mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai jadwal penerbangan.

Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan masih belum diungkapkan. 

Penyelidikan resmi oleh otoritas militer dan penerbangan sipil tengah dilakukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan.

Riwayat dan Kondisi Armada F/A-18D Hornet RMAF

Malaysia saat ini mengoperasikan delapan unit F/A-18D Hornet, yang telah aktif sejak tahun 1997. 

Jet ini memainkan peran penting dalam menjaga superioritas udara Malaysia, dengan kemampuan melaksanakan misi intersepsi udara-ke-udara maupun serangan darat.

Meski insiden Kamis malam adalah kecelakaan fatal pertama bagi Hornet RMAF, beberapa insiden ringan sebelumnya pernah terjadi:

  • 2003: Hornet tergelincir di Bandara Internasional Kuching akibat ban meledak.
  • 2017: Pendaratan darurat karena gangguan pada roda pendaratan.
  • 2019: Gagal turbin saat take-off dalam ajang LIMA, namun berhasil mendarat kembali dengan satu mesin.

Pihak RMAF telah melakukan sejumlah peningkatan terhadap armada F/A-18D mereka, termasuk perombakan struktural besar pada 2011, peningkatan sistem persenjataan pada 2017, dan pemeliharaan berat pada 2022 dalam program "Pemeliharaan Terencana Lokal 12 Tahun".

Insiden ini muncul di tengah upaya Malaysia memperkuat postur pertahanannya. 

Pemerintah sedang mempertimbangkan pembelian jet tempur generasi baru seperti Su-57 Felon dari Rusia atau KF-21 Boramae dari Korea Selatan untuk menggantikan armada lama dan mengimbangi perkembangan kekuatan udara di kawasan.

Namun, insiden terbaru ini menjadi pengingat akan pentingnya aspek keselamatan, kesiapan operasional, serta urgensi pembaruan sistem persenjataan dan logistik militer.

(Tribunnews.com/Farra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved