Top Rank
Daftar 10 Negara Penghasil Gas Alam Terbesar di Dunia Tahun 2025, AS Masih Dominasi Produksi Global
Gas alam menjadi salah satu sumber energi utama dunia, digunakan untuk pembangkit listrik, pemanas, hingga bahan baku industri.
5. Kanada (190,3 miliar meter kubik)
Kanada mencatat produksi gas alam sebesar 190,3 miliar meter kubik pada 2023.
Negara ini juga memiliki cadangan gas alam yang melimpah, terbukti mencapai 83 triliun kaki kubik.
Sebagian besar produksi gas Kanada berasal dari Cekungan Sedimen Kanada Barat (WCSB).
Selain itu, ladang lepas pantai di sekitar Newfoundland, Nova Scotia, wilayah Arktik, dan pesisir Pasifik juga menyimpan cadangan signifikan.
Kanada merupakan eksportir gas alam utama yang sepenuhnya bergantung pada jaringan pipa, dengan Amerika Serikat sebagai satu-satunya mitra dagang.
Pada September 2024, LNG Canada mengumumkan proyek LNG Canada dan jaringan pipa Coastal GasLink telah 95 persen rampung.
Pengiriman pertama dijadwalkan pada pertengahan 2025.
Setelah beroperasi, jalur pipa ini akan menempatkan Kanada sebagai pemain utama ekspor LNG ke Asia, sekaligus menciptakan industri LNG berskala global di British Columbia dan Kanada.
6. Qatar (181 miliar meter kubik)
Qatar menempati peringkat keenam sebagai produsen gas alam terbesar dunia dengan produksi mencapai 181 miliar meter kubik.
Negara ini juga memiliki cadangan gas alam terbukti terbesar ketiga di dunia.
Sebagian besar cadangan gas Qatar berada di Ladang Gas Utara (North Field) yang terletak di lepas pantai dan dimiliki bersama dengan Iran.
Qatar juga menduduki posisi ketiga sebagai eksportir gas alam terbesar dunia, termasuk ekspor LNG (gas alam cair) per Oktober 2023.
Dalam beberapa tahun terakhir, Qatar gencar memperluas pasar internasionalnya.
Menurut data Statista, perusahaan milik negara Qatar Petroleum sedang berupaya meningkatkan kapasitas ekspor LNG agar dapat bersaing dengan Rusia.
Pada awal tahun 2024, Qatar meluncurkan rencana untuk meningkatkan produksi dari ladang gas alam terbesar di dunia, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 142 juta metrik ton per tahun pada tahun 2030.
Perluasan Lapangan Utara, yang disebut sebagai Lapangan Utara Barat, diharapkan akan memberikan kontribusi tambahan sebesar 16 juta metrik ton gas alam cair setiap tahunnya terhadap upaya perluasan yang ada.
7. Australia (151,7 miliar meter kubik)
Australia mencatat produksi gas alam sebesar 151,7 miliar meter kubik pada 2023.
Sejak 2009, produksi gas negara ini meningkat hingga 113 miliar meter kubik, menjadikannya salah satu produsen gas alam terbesar di dunia.
Sebagian besar sumber daya gas alam Australia berada di Paparan Barat Laut, yang menjadi pemasok utama bahan baku untuk tujuh proyek LNG.
Ekspor LNG Australia terus meningkat pesat dalam satu dekade terakhir seiring beroperasinya berbagai fasilitas produksi baru.
Pada 2024, Australia memiliki kapasitas ekspor LNG operasional terbesar kedua di dunia.
Pada akhir 2023, perusahaan energi raksasa Santos mengumumkan kemungkinan penurunan produksi gas pada 2024 akibat hampir habisnya ladang gas lepas pantai Bayu-Undan di Laut Timor.
Sebagai antisipasi, pemerintah federal meluncurkan Strategi Gas Masa Depan Australia pada Mei 2024.
Strategi ini bertujuan menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung target nol emisi pada 2050 melalui peningkatan produksi gas alam.
Pemerintah menekankan pentingnya menemukan pasokan gas baru untuk menghindari kekurangan pada 2028 di pesisir timur dan 2030 di pesisir barat.
Pada akhir 2023, perusahaan energi raksasa Santos mengumumkan kemungkinan penurunan produksi gas pada 2024 akibat hampir habisnya ladang gas lepas pantai Bayu-Undan di Laut Timor.
8. Norwegia (116,6 miliar meter kubik)
Norwegia menempati posisi kedelapan sebagai produsen gas alam terbesar dunia dengan produksi mencapai 116,6 miliar meter kubik.
Negara Skandinavia ini juga menjadi eksportir gas alam terbesar ketiga dunia, sekaligus pemasok utama gas bagi Eropa setelah menggantikan Rusia.
Pada 2023, Norwegia menyumbang 30,3 persen pasokan gas alam ke Uni Eropa, menjadikannya mitra energi vital di kawasan tersebut.
Perusahaan energi Norwegia meningkatkan produksi gas sebagai respons atas lonjakan permintaan.
Pada pertengahan 2023, pemerintah mengesahkan 19 proyek ekstraksi minyak dan gas baru.
Namun, pada awal 2024 muncul kekhawatiran karena komite perubahan iklim mengusulkan penangguhan izin eksplorasi baru sambil pemerintah merumuskan strategi iklim.
Meski demikian, pada Mei 2024, pemerintah menawarkan izin untuk 37 blok baru, menegaskan pentingnya industri migas bagi Norwegia dan Eropa.
9. Arab Saudi (114,1 miliar meter kubik)
Arab Saudi menempati posisi kesembilan sebagai produsen gas alam terbesar di dunia dengan produksi mencapai 116,7 miliar meter kubik pada 2022.
Produksi ini meningkat stabil sejak 2013 berkat pengembangan sumur gas alam mandiri.
Menurut laporan Mordor Intelligence, pertumbuhan tersebut didorong oleh investasi besar Saudi Aramco di ladang gas non-konvensional Jafurah yang terletak di dekat Teluk Persia.
Saat ini, Arab Saudi belum mengekspor gas alamnya, namun, pemerintah berencana memulai ekspor gas alam pada 2030.
Berdasarkan data EIA, negara ini tengah berupaya mengganti pembangkit listrik berbahan bakar minyak mentah, bahan bakar minyak, dan diesel dengan gas alam serta energi terbarukan, yang akan meningkatkan permintaan domestik.
Pada Juli 2024, Aramco juga mendapatkan kontrak senilai US$12,6 miliar untuk memperluas produksi di ladang Jafurah, sebagai langkah strategis menuju target ekspor gas alam global.
10. Aljazair (101,5 miliar meter kubik)
Aljazair melengkapi daftar 10 negara penghasil gas alam terbesar di dunia dengan produksi mencapai 101,5 miliar meter kubik pada 2023.
Angka ini meningkat dari 97,6 miliar meter kubik pada 2022.
Aljazair memiliki kapasitas ekspor LNG terbesar keenam di dunia. Pada 2022, sekitar 85 persen ekspor gas alamnya dikirim ke pasar Eropa, dengan Italia menjadi salah satu tujuan utama.
Negara tersebut bahkan menandatangani perjanjian dengan Italia untuk meningkatkan impor gas alam dari kawasan Afrika Utara ini.
Pemerintah Aljazair memperkirakan produksi gas alam akan meningkat rata-rata 1,4 persen per tahun hingga 2028, seiring upaya memperkuat posisi di pasar energi global.
Pada Mei 2024, Aljazair menandatangani dua kesepakatan hidrokarbon penting dengan perusahaan energi asal AS, yakni ExxonMobil dan Baker Hughes.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperluas ekspor ke Eropa, di tengah meningkatnya kebutuhan negara-negara Eropa mencari alternatif pasokan selain Rusia.
(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)
Sumber: TribunSolo.com
Top Rank
5 Candi Budha di Yogyakarta yang Memiliki Nilai Historis Tinggi, Cocok untuk Wisata Edukasi |
---|
10 Negara yang Paling Jarang Dikunjungi Turis |
---|
10 Pekerjaan yang Paling Menjanjikan dalam 10 Tahun ke Depan |
---|
10 Negara Warganya Paling Panjang Umur di Dunia 2025, Indonesia Nomor Berapa? |
---|
7 Wisata Air Terjun di Yogyakarta dengan Pemandangan Indah, Cocok Dijadikan Referensi Liburan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.