Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.269: Jelang KTT di Alaska, Trump Yakin Putin Mau Akhiri Perang

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.269: Jelang KTT di Alaska, Presiden AS Donald Trump yakin Presiden Rusia Putin mau mengakhiri perang dengan Ukraina.

Kremlin
PUTIN DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Jumat (14/2/2025) dari website resmi Presiden Rusia, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) bertemu di sela-sela acara G20 di Hamburg, Jerman pada 7 Juli 2017. Pada 14 Agustus 2025, Trump yakin Putin akan menghadiri pertemuan Rusia-AS di Alaska pada 15 Agustus 2025 untuk membuat perdamaian di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.269 pada Jumat (15/8/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Dalam perkembangan politik, Rusia dan Amerika Serikat (AS) akan mengadakan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, AS pada hari ini.

Sehari menjelang pertemuan itu, Donald Trump mengatakan ia yakin Vladimir Putin siap membuat kesepakatan mengenai perang di Ukraina.

Trump berharap Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat "membagi-bagi urusan" untuk mengakhiri perang tersebut.

Presiden AS menyiratkan ada 75 persen kemungkinan pertemuan Alaska berhasil, dan ancaman sanksi ekonomi mungkin telah membuat Putin lebih bersedia untuk mengakhiri perang.

“Saya presiden, dan dia tidak akan main-main dengan saya," kata Trump menegaskan ia tidak akan membiarkan Putin mengalahkannya dalam pertemuan hari Jumat, kepada Fox News Radio pada hari Kamis (14/8/2025).

“Saya akan tahu dalam dua menit pertama, tiga menit pertama, empat menit pertama, atau lima menit pertama … apakah kita akan mengadakan pertemuan yang baik atau pertemuan yang buruk," lanjutnya.

Ia menegaskan bahwa keputusan selanjutnya akan bergantung pada hasil pertemuannya dengan Putin hari ini.

"Dan jika pertemuannya buruk, itu akan berakhir dengan sangat cepat, dan jika pertemuannya baik, kita akan mencapai perdamaian dalam waktu dekat," kata Trump.

Ia juga mengatakan pertemuan kedua (yang belum dikonfirmasi) antara dia, Putin, dan Zelenskyy akan lebih menentukan.

"Pertemuan kedua akan sangat, sangat penting, karena itu akan menjadi pertemuan di mana mereka membuat kesepakatan. Dan saya tidak ingin menggunakan kata 'membagi', tetapi Anda tahu, sampai batas tertentu, itu bukan istilah yang buruk, oke?" kata Trump.

Baca juga: Mesin Perang Unik Ukraina Lawan Perang Drone Rusia: Tank Berkandang hingga Humvee Berpaku

Ia merujuk pada kemungkinan bahwa Zelensky harus menerima “pertukaran tanah”, artinya Zelensky harus menyerahkan wilayah Ukraina ke Rusia, yang berpotensi mencakup beberapa wilayah yang tidak direbut oleh Moskow.

Dalam pernyataannya, Trump berharap pertemuan trilateral kedua dapat terjadi dengan cepat dan mungkin berlangsung di Alaska.

"Besok, yang ingin saya lakukan hanyalah menyiapkan meja untuk pertemuan berikutnya, yang akan segera terjadi," ujarnya, seraya menambahkan, "Saya ingin melihatnya benar-benar terjadi, mungkin di Alaska."

Pertemuan itu akan menjadi simbol bangkitnya Putin dari isolasi sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, menurut pendapat Zelensky.

Trump mengakui ia tidak yakin apakah gencatan senjata segera dapat dicapai, tetapi menyatakan minatnya untuk menjadi penengah perjanjian damai. 

"Saya yakin sekarang, ia yakin akan mencapai kesepakatan. Saya rasa ia akan mencapainya, dan kita akan mencari tahu," kata Trump, berbicara mengenai Putin.

Sementara itu, Zelensky dan negara-negara Eropa mendesak AS agar melibatkan Ukraina dalam pertemuan itu, menegaskan bahwa keputusan apa pun tanpa melibatkan Ukraina tidak akan sah.

Pada hari Kamis, Zelensky mengunjungi Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, membahas tentang pertemuan virtual antara para pemimpin Eropa dan Trump pada hari Rabu.

Para pemimpin Eropa sebagian besar merasa lega dengan jalannya percakapan tersebut, tetapi mereka tahu bahwa Trump tidak dapat diprediksi dan cenderung bertindak berdasarkan insting, alih-alih berpegang teguh pada rencana.

Trump sebelumnya mengancam Rusia dengan konsekuensi berat jika Putin menghambat upaya untuk mengakhiri perang dalam pertemuan di Alaska hari ini.

Pertemuan puncak Alaska, yang akan dimulai pukul 11.30 waktu setempat, akan mencakup pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin, dengan para penerjemah, kemudian pertemuan yang lebih luas.

Delegasi Rusia akan mencakup menteri luar negeri, Sergei Lavrov; menteri pertahanan, Andrei Belousov; menteri keuangan, Anton Siluanov; kepala dana kekayaan negara Rusia, Kirill Dmitriev; dan penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov.

Perang Rusia di Ukraina yang dimulai pada tahun 2022 merupakan buntut panjang dari ketegangan antara Ukraina dan Rusia sejak pecahnya Uni Soviet pada Desember 1991.

Putin dalam pidato invasinya pada 24 Februari 2022, mengatakan ia menghilangkan kemampuan militer Ukraina yang dianggap mengancam Rusia, menyingkirkan unsur "neo-Nazi" yang dituduh ada dalam pemerintahan Ukraina, membela etnis Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk dari dugaan penindasan.

Selain itu, Rusia ingin mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi NATO atau menjadi basis Barat, dan menolak keberadaan militer NATO di perbatasan Rusia.

Putin: Rusia-AS Bisa Capai Perjanjian Senjata Nuklir Strategis

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia dan Amerika Serikat bisa mencapai kesepakatan soal senjata nuklir strategis jika ada kemajuan dalam penyelesaian konflik Ukraina.

Hal ini ia sampaikan menjelang pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump di Anchorage, Alaska.

Perjanjian New START—yang membatasi kedua negara memiliki maksimal 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan mengizinkan inspeksi bersama—sudah ditangguhkan Rusia sejak 2023 karena hambatan inspeksi dan keterlibatan militer Barat di Ukraina. Meski begitu, Moskow mengaku tetap mematuhi ketentuannya.

Putin mengeluhkan permintaan inspeksi Rusia sering ditolak, dan menuding Barat terlibat dalam serangan Ukraina terhadap pangkalan pengebom strategis Rusia. Sementara Trump menegaskan ingin mempertahankan batasan senjata nuklir strategis tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bulan lalu belum ada pembicaraan untuk memperpanjang perjanjian itu karena hubungan kedua negara memburuk di era Presiden Joe Biden, lapor Russia Today.

Kremlin Ungkap Detail Pertemuan Puncak Putin-Trump

Pertemuan puncak Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump akan digelar Jumat di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska.

Ajudan Kremlin Yury Ushakov mengatakan persiapan akhir sedang dilakukan, termasuk urusan teknis seperti visa.

Agenda pertemuan dimulai pukul 11.30 waktu setempat dengan pertemuan empat mata, lalu negosiasi delegasi dan makan siang kerja.

"Kemudian, akan ada negosiasi dalam format delegasi, dan negosiasi ini akan dilanjutkan dengan makan siang kerja," ujar Yury Ushakov pada hari Kamis.

Delegasi Rusia akan diisi pejabat tinggi, termasuk Menlu Sergey Lavrov, Menhan Andrey Belousov, Menkeu Anton Siluanov, serta Kirill Dmitriev yang terlibat dalam proses damai Ukraina.

Isu utama adalah konflik Ukraina, namun juga akan dibahas keamanan global, isu internasional dan regional, serta peluang kerja sama perdagangan dan ekonomi yang dinilai masih belum optimal.

Setelah pertemuan, Putin dan Trump akan menggelar konferensi pers bersama.

Lama perundingan bergantung pada jalannya diskusi, dan delegasi Rusia akan langsung pulang setelahnya.

Putin Puji Upaya Trump untuk Perdamaian

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat sedang berupaya serius menghentikan perang di Ukraina dengan kesepakatan yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak.

Putin akan bertemu Presiden AS Donald Trump pada Jumat di Anchorage, Alaska, untuk membahas cara mengakhiri konflik dan menormalkan hubungan Rusia–AS.

Putin menyebut proses perdamaian bisa maju jika kedua negara sepakat soal pengendalian senjata ofensif strategis.

Pertemuan puncak akan dimulai dengan pertemuan empat mata antara Putin dan Trump, lalu dilanjutkan pembicaraan delegasi kedua negara.

Trump menyebut ini sebagai “pertemuan uji coba” untuk melihat peluang penyelesaian konflik.

Jika berhasil, ia akan mengupayakan negosiasi lanjutan yang melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Gedung Putih mengatakan Trump ingin mengakhiri perang lewat diplomasi dan menghindari sanksi baru terhadap Rusia.

Uni Eropa Tak akan Longgarkan Sanksi ke Rusia

Uni Eropa menegaskan tidak akan melonggarkan sanksi terhadap Rusia, meski ada laporan media bahwa hal itu bisa terjadi jika tercapai gencatan senjata di Ukraina.

Wakil Juru Bicara Komisi Eropa, Arianna Podesta, menyebut kabar itu hanya “spekulasi” dan mengatakan paket sanksi ke-19 sedang disiapkan untuk bulan depan.

Sebelumnya, Sky News melaporkan adanya pembicaraan di Eropa soal pencabutan sanksi bertahap jika gencatan senjata penuh terjadi.

Kremlin menyebut sanksi Barat sebagai “pedang bermata dua” yang juga merugikan negara-negara pendukung Kiev, namun mengklaim Rusia sudah cukup kebal terhadap dampaknya.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, meminta tekanan terhadap Moskow ditingkatkan menjelang pertemuan Putin–Trump di Alaska, di mana konflik Ukraina akan menjadi topik utama.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebut pertemuan itu sebagai “kemenangan pribadi” Putin, bertemu Kanselir Jerman Friedrich Merz di Berlin untuk berdiskusi dengan para pemimpin Eropa dan Trump lewat panggilan video.

Rusia mengatakan terbuka untuk kesepakatan damai, tetapi menuntut solusi yang mengatasi akar konflik dan mengakui status wilayah Ukraina yang kini bergabung dengan Rusia.

Ukraina Menerima Warganya yang Ditawan oleh Rusia

TAWANAN UKRAINA DIBEBASKAN - Foto diambil dari Facebook Zelensky pada Jumat (15/8/2025). Presiden Ukraina Zelensky mengungkapkan ada 84 warganya yang dibebaskan Rusia dari penawanan pada Kamis (14/8/2025). Ini merupakan pertukaran tahanan yang kesekian antara Rusia dan Ukraina.
TAWANAN UKRAINA DIBEBASKAN - Foto diambil dari Facebook Zelensky pada Jumat (15/8/2025). Presiden Ukraina Zelensky mengungkapkan ada 84 warganya yang dibebaskan Rusia dari penawanan pada Kamis (14/8/2025). Ini merupakan pertukaran tahanan yang kesekian antara Rusia dan Ukraina. (Facebook Zelensky)

Ukraina menerima 84 tawanan perang yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan terakhir dengan Rusia.

Satu orang dari jumlah tersebut telah ditahan selama lebih dari satu dekade.

"Pertukaran yang dilakukan pada hari Kamis melibatkan 33 tentara dan 51 warga sipil," menurut komite negara Ukraina yang bertanggung jawab atas tawanan perang.

Sementara tawanan lainnya adalah seorang guru sekolah dasar (SD) yang ditangkap oleh separatis yang didukung Rusia pada tahun 2019.

"Di antara warga sipil yang dibebaskan hari ini terdapat mereka yang telah ditahan oleh Rusia sejak 2014, 2016, dan 2017," tulis Presiden Volodymyr Zelenskiy di X.

"Di antara militer yang dibebaskan hari ini terdapat para pembela Mariupol," lanjutnya, lapor Reuters.

Ukraina dan Rusia telah melakukan pertukaran rutin selama perang yang telah berlangsung 3,5 tahun meskipun tidak ada jeda dalam pertempuran, dengan Ukraina telah memulangkan lebih dari 5.000 tawanan perang sejak invasi Kremlin pada Februari 2022.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved