Situasi Makin Tegang, Tiongkok Usir Kapal Perang AS di Laut China Selatan
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memuncak di Laut China Selatan.
Negara tersebut mulai membangun pulau-pulau buatan di kawasan Kepulauan Spratly dan Paracel, yang dilengkapi dengan landasan udara, pelabuhan militer, serta sistem radar dan rudal.
Langkah ini mengundang kekhawatiran tidak hanya dari AS, tetapi juga dari negara-negara ASEAN yang turut mengklaim sebagian wilayah tersebut.
Puncak ketegangan terjadi pada tahun 2016, ketika pengadilan arbitrase internasional di Den Haag, berdasarkan gugatan dari Filipina memutuskan bahwa klaim Tiongkok atas wilayah tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Namun, Tiongkok menolak mengakui putusan tersebut dan terus melanjutkan pembangunan serta patroli militer di kawasan.
Tahun-tahun berikutnya dipenuhi oleh insiden berbahaya. Pada 2018, sebuah kapal perang Tiongkok nyaris bertabrakan dengan kapal perusak AS yang tengah berpatroli.
Sementara pada 2024, insiden baru kembali memanas di Second Thomas Shoal, ketika kapal-kapal Tiongkok dilaporkan melakukan manuver berbahaya terhadap kapal Filipina dalam misi pasokan, yang kemudian memicu kecaman dari Filipina dan dukungan kuat dari AS.
Ketegangan kembali memuncak pada Agustus 2025, ketika Tiongkok mengklaim telah mengusir kapal perang AS USS Higgins yang beroperasi di dekat Scarborough Shoal.
Wilayah ini menjadi titik panas utama, dan insiden ini tercatat sebagai operasi militer AS pertama di area tersebut dalam enam tahun terakhir.
Sehari sebelumnya, kapal-kapal Tiongkok juga diduga menyebabkan tabrakan saat mengusir kapal Filipina, memperkeruh situasi.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Laut China Selatan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.