Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Dukung 'Israel Raya', Caplok Palestina, Yordania, Lebanon, Suriah, Irak, Mesir
Perdana Menteri Israel Netanyahu mendukung visi 'Israel Raya' dengan mencaplok Palestina, Yordania, Lebanon, Suriah, Mesir, Irak sebagai tanah Yahudi.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa ia sedang menjalankan misi sejarah dan spiritual untuk mewujudkan visi "Israel Raya".
Visi tersebut adalah mencaplok seluruh wilayah Palestina dan sebagian Yordania, Lebanon, Suriah, Irak, dan Mesir.
Israel Raya merupakan konsep politik dan ideologi yang merujuk pada visi perluasan wilayah Israel melampaui batas yang diakui secara internasional.
Landasan visi tersebut mengacu pada interpretasi tertentu dari teks-teks Alkitab Ibrani kaum Yahudi.
Israel Raya dalam interpretasi tersebut diyakini oleh sebagian besar ekstremis Zionis sebagai "tanah yang dijanjikan", membentang dari Sungai Nil (Mesir) hingga Sungai Efrat (Irak).
Dalam wawancara dengan i24, Netanyahu mengungkapkan bahwa ia sangat mendukung visi Israel Raya.
"Sangat," kata Netanyahu ketika ditanya apakah ia merasa terhubung dengan visi Israel Raya, Selasa (12/8/2025).
Ia juga ditanya apakah ia merasa sedang menjalankan misi untuk orang-orang Yahudi.
"Saya bertugas untuk beberapa generasi, ada beberapa generasi Yahudi yang bermimpi datang ke sini dan beberapa generasi Yahudi yang akan datang setelah kami," jawab Netanyahu.
“Jadi jika Anda bertanya apakah saya memiliki rasa misi, secara historis dan spiritual, jawabannya adalah ya,” katanya.
Media Israel, The Times of Israel, mengatakan frasa "Israel Raya" digunakan setelah Perang Enam Hari pada bulan Juni 1967 untuk merujuk pada Israel dan wilayah-wilayah yang baru dicaploknya, meliputi Yerusalem Timur, Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai (Mesir), dan Dataran Tinggi Golan (Suriah).
Baca juga: Netanyahu Diseret ke Pengadilan ICC, Dituding Terlibat Kasus Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera di Gaza
Januari lalu, Kementerian Luar Negeri Israel menerbitkan pada salah satu platform daringnya sebuah peta dengan keterangan yang memalsukan sejarah Israel yang berasal dari ribuan tahun yang lalu.
Peta palsu tersebut sejalan dengan klaim Israel yang berulang tentang "kerajaan Yahudi" yang meliputi bagian-bagian dari wilayah Palestina yang diduduki, Yordania, Lebanon, Suriah, dan Mesir.
Sejumlah negara Arab termasuk Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, Palestina, dan Arab Saudi mengecam keras peta yang dipublikasikan oleh akun resmi Kementerian Luar Negeri Israel pada Januari lalu.
Peta tersebut mengklaim sebagian besar Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon sebagai wilayah Israel, yang dianggap negara-negara Teluk sebagai pelanggaran hukum internasional dan upaya ekspansi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.