Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Resmi Perpanjang Gencatan Tarif Dagang dengan China 90 Hari
Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang gencatan senjata tarif dagang dengan China selama 90 hari.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Tiara Shelavie
Pada Juni, impor AS dari China turun hampir setengah dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan ekspor AS ke China menurun sekitar 20 persen.
Selain isu tarif, negosiasi juga masih membahas akses ke sumber daya strategis seperti tanah jarang, pembelian minyak Rusia oleh China, serta pembatasan AS atas ekspor teknologi tinggi seperti chip komputer.
Trump pun baru-baru ini mengizinkan beberapa perusahaan teknologi AS, seperti AMD dan Nvidia, untuk melanjutkan penjualan chip tertentu ke China dengan persyaratan pembagian pendapatan.
Pada akhir Juli, negosiator dari kedua negara bertemu di Stockholm dan menghasilkan perpanjangan jeda tarif ini sebagai hasil pembicaraan mereka.
Trump bahkan mendorong China untuk meningkatkan pembelian kedelai AS sebagai salah satu upaya mengurangi defisit perdagangan yang membesar.
“Ini juga merupakan cara untuk mengurangi defisit perdagangan Tiongkok dengan AS secara substansial,” tulis Trump dalam postingan Truth Social, dikutip dari CNBC.
Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi dari China terkait peningkatan pembelian tersebut.
Kronologi Perang Dagang AS-China
Situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China pada tahun 2025 menjadi semakin kompleks dengan adanya pergantian pemerintahan di AS dan serangkaian kebijakan baru yang saling berbalasan.
Perang dagang AS-China memasuki babak baru pada awal tahun 2025, seiring dengan kembalinya Presiden Donald Trump menjabat.
Pada tanggal 21 Januari 2025, sehari setelah dilantik, pemerintahan Trump kembali mengaktifkan kebijakan tarif yang agresif.
Kemudian pada Februari 2025, China merespons dengan memberlakukan tarif balasan sebesar 10 persen dan 15 persen pada sejumlah barang AS.
Termasuk minyak mentah, gas alam cair (LNG), mesin pertanian dan kendaraan.
Pada April 2025, AS kembali menaikkan tarif impor untuk beberapa porduk China hingga 125 persen.
Kebijakan ini segera dibalas oleh China dengan menaikkan tarif balasan untuk barang-barang AS menjadi 125 persen dan bahkan membatasi impor film-film Hollywood.
Meskipun terjadi eskalasi, kedua negara menunjukkan sinyal untuk meredakan ketegangan melalui jalur negosiasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.