Israel Serang Gaza City dan Muwasi, Netanyahu Janjikan Perang Segera Berakhir
Israel serang Gaza City dan Muwasi, benteng terakhir Hamas. Netanyahu janji akhiri perang dan perluas distribusi bantuan.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan ofensif besar-besaran ke Gaza City dan Muwasi, dua benteng terakhir Hamas. PM Benjamin Netanyahu menyebut langkah ini sebagai kunci mengakhiri perang dalam waktu singkat.
Gaza City adalah kota terbesar di Jalur Gaza, Palestina, dengan populasi lebih dari 500.000 jiwa. Kota ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-15 SM dan menjadi pusat perdagangan serta budaya di wilayah tersebut.
Saat ini, Gaza City menjadi pusat konflik dalam perang Israel–Hamas. Israel telah menyetujui rencana pendudukan penuh atas kota ini, yang mengancam pengusiran hingga 900.000 warga Palestina. Gaza City juga menjadi basis utama Hamas, dan karena itu menjadi target utama operasi militer Israel.
Sementara itu, Al Mawasi adalah kota kecil Bedouin Palestina di pesisir selatan Jalur Gaza, dengan panjang sekitar 14 km dan lebar 1 km.
Sebelum penarikan Israel tahun 2005, Al Mawasi merupakan enklave Palestina di dalam blok permukiman Israel Gush Katif. Pada Desember 2023, Al Mawasi ditetapkan oleh militer Israel sebagai zona aman bagi warga sipil selama perang Gaza.
Namun, kenyataannya, Al Mawasi menjadi kamp pengungsian yang sangat padat dan minim fasilitas, dengan laporan serangan udara dan kekurangan air, makanan, serta sanitasi.
Keduanya kini menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina: Gaza City sebagai pusat konflik dan Al Mawasi sebagai tempat pelarian yang tidak benar-benar aman.
Israel menargetkan dua benteng terakhir Hamas di Gaza, yakni Gaza City dan kamp padat penduduk Muwasi, dalam ofensif baru yang menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diharapkan dapat diselesaikan “dalam waktu cukup singkat” untuk mengakhiri perang.
Pada Jumat lalu, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana memperluas operasi militer dan mengambil alih Gaza City, langkah yang memicu kritik di dalam negeri dan internasional.
Netanyahu menegaskan Israel tidak memiliki pilihan selain mengalahkan Hamas, yang disebutnya menolak menyerahkan senjata kecuali negara Palestina merdeka dibentuk.
Dalam konferensi pers di Yerusalem, Netanyahu mengatakan pihaknya juga tengah menyiapkan “lonjakan kemanusiaan” bersama Amerika Serikat untuk memperluas distribusi bantuan, termasuk membuka zona aman bagi warga sipil.
Namun, ia menolak tuduhan kelaparan di Gaza dan menyalahkan Hamas atas krisis kemanusiaan yang terjadi.
Netanyahu mengklaim 70–75 persen wilayah Gaza telah berada di bawah kendali Israel.
Ia memaparkan visi pascaperang berupa Gaza yang didemiliterisasi, berada di bawah kontrol keamanan Israel, dan dipimpin pemerintahan sipil non-Hamas maupun Otoritas Palestina.
Meski menuai kecaman, Netanyahu menegaskan tujuan Israel bukan menduduki Gaza, melainkan membebaskannya dari Hamas.
Ia menutup dengan seruan untuk segera mengakhiri perang dan mengganti Hamas dengan alternatif yang damai.
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
![]() |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
![]() |
---|
Israel Rilis Rute Pengungsian Warga Kota Gaza, Hanya Dibuka 48 Jam |
![]() |
---|
Tantang Embargo Dunia, Netanyahu Minta Rakyat Mandiri, Pede Bangun Israel Jadi Negara Swasembada |
![]() |
---|
Netanyahu Klaim Handphone, Obat-obatan, Makanan, Tomat, Semua Buatan Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.