Konflik Palestina Vs Israel
Israel Rudal Tenda Wartawan, 5 Jurnalis Al Jazeera Tewas
Israel membunuh lima jurnalis Al Jazeera di Gaza, termasuk koresponden Anas al-Sharif, saat tenda mereka diserang di luar Rumah Sakit al-Shifa.
Ringkasan berita terkini:
- Israel membunuh lima jurnalis Al Jazeera di Gaza, termasuk koresponden Anas al-Sharif, saat tenda mereka diserang di luar Rumah Sakit al-Shifa.
- Mereka adalah koresponden Al Jazeera Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher dan Moamen Aliwa, serta asisten reporter Muhammed Nofal.
- Israel mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan dan menuduh al-Sharif memimpin unit sayap bersenjata Hamas.
- Petugas medis mengatakan pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina lainnya dalam serangan di Jalur Gaza pada Minggu kemarin.
- Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan lima orang lagi meninggal dunia akibat kelaparan yang dipicu Israel di Gaza, sehingga total korban tewas akibat kelaparan menjadi 217 sejak perang dimulai. Korban termasuk 100 anak-anak.
- Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk rencana Israel untuk merebut Kota Gaza dan secara paksa memindahkan hampir 1 juta warga Palestina ke zona konsentrasi di selatan.
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Serangan Israel di Kota Gaza, Palestina pada Minggu (10/8/2025) malam menewaskan enam wartawan, termasuk 5 diantaranya wartawan Al Jazeera.
Al Jazeera selama ini menjadi sasaran dari militer Israel.
Awal tahun ini, kantor Al Jazeera yang berada di pinggiran Israel diserbu militer Israel.
Kemudian kantor itu dipaksa tutup hingga sekarang.
Militer Israel beralasan pembunuhan jurnalis Al Jazeera karena merupakan bagian dari pejuang Hamas.
Terutama reporter Anas Al-Sharif yang tewas dalam kejadian itu dituduh Israel memimpin salah satu kelompok Hamas.
Mohammed Qreiqeh, jurnalis Al Jazeera terkemuka lainnya di Gaza, juga tewas dalam serangan itu.
"Perintah untuk membunuh Anas Al-Sharif, salah satu jurnalis paling berani di Gaza, bersama rekan-rekannya, merupakan upaya putus asa untuk membungkam suara-suara menjelang pendudukan Gaza," kata Al Jazeera dalam sebuah pernyataan setelah serangan tersebut.
Beberapa menit sebelum ia terbunuh, Al-Sharif berkata di media sosial, “Jika kegilaan ini tidak berakhir, Gaza akan hancur berkeping-keping, suara rakyatnya akan dibungkam, wajah mereka akan dihapus — dan sejarah akan mengingat Anda sebagai saksi bisu atas genosida yang Anda pilih untuk tidak hentikan.”
Al-Sharif berada di sebuah tenda bersama jurnalis lain di dekat pintu masuk Rumah Sakit Al-Shifa ketika ia dibunuh.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Dr. Mohammad Abu Salmiya, mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Jurnalis Al Jazeera Hani Mahmoud berbicara melalui telepon memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan Israel yang menewaskan lima rekannya.
Hani mengatakan bahwa ia mendengar sebuah “ledakan besar”.
Dan dalam beberapa saat, berita tersebar bahwa itu adalah kamp jurnalis di gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa dirudal Israel.
Sumber: Al Jazeera/CNN
Konflik Palestina Vs Israel
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
---|
KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Seremoni Tanpa Taring |
---|
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha |
---|
Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
---|
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.