Senin, 6 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Gara-gara Air, Jenderal Pakistan Mengamuk, Ancam Rudal Bendungan India di Sungai Indus

Jenderal Pakistan menyatakan kalau langkah India menangguhkan Perjanjian Air Indus berpotensi menyebabkan kelaparan bagi 250 juta orang Pakistan. 

Tangkap Layar/HT
SETOP AIR - India mulai melakukan operasi penyedotan lumpur di bendungan Baglihar dan menurunkan pintu air, sehingga mengurangi aliran air ke hilir ke Pakistan hingga 90 persen. India tak mau negara tetangganya itu mendapat setetes pun air dari sungai tersebut sejak memutuskan menangguhkan perjanjian Indus. 

Selama lebih dari enam dekade, perjanjian ini dianggap sebagai salah satu contoh keberhasilan diplomasi air internasional, bahkan di tengah ketegangan politik dan konflik bersenjata antara kedua negara.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perjanjian ini mulai goyah.

Pada April 2025, India secara sepihak menangguhkan implementasi perjanjian setelah serangan teroris di Pahalgam, yang dituduhkan berasal dari kelompok yang berbasis di Pakistan.

India juga mulai membangun proyek bendungan Sawalkote di Sungai Chenab, yang sebelumnya dibatasi oleh perjanjian, memicu ancaman dari Pakistan untuk menghancurkan proyek tersebut jika dianggap melanggar hak airnya.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa isu air kini menjadi bagian dari strategi geopolitik yang lebih luas antara India dan Pakistan. Ketegangan atas sumber daya air tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral, tetapi juga pada stabilitas regional dan kesejahteraan jutaan penduduk yang bergantung pada sistem Sungai Indus.

Jika perjanjian ini benar-benar runtuh, dunia bisa menyaksikan salah satu konflik air terbesar di era modern.

Pakistan Tak Kekurangan Rudal

Marsekal Asim Munir juga mengancam akan menargetkan bendungan-bendungan India di masa mendatang di Sungai Indus.

Ia mengumumkan kalau Pakistan "akan menunggu India membangun bendungan, dan ketika India membangunnya, 10 rudal se faarigh kar denge (kami akan menghancurkannya dengan 10 rudal)". 

Munir menegaskan bahwa Pakistan "tidak kekurangan rudal" dan akan menghancurkan bendungan-bendungan India jika dibangun.

"Sungai Indus bukanlah milik keluarga India. Humein missilon ki kami nahi hai, al-Hamdulillah (kami tidak kekurangan rudal, Alhamdulillah)," katanya.

Cercaan Munir Soal India

Menurut ThePrint, telepon dan alat perekam dilarang saat makan malam.

Mengutip pernyataan panglima militer Pakistan, para hadirin jamuan makan malam itu kemudian mengatakan kalau dia beberapa kali merujuk ke India dan ketegangan terkini antara New Delhi dan Islamabad. 

Munir menjabarkan rencana negaranya jika India benar-benar membangun bendungan yang akan menghalangi air sungai ke bagian Pakistan.

"Kita akan mulai dari India Timur, tempat mereka menemukan sumber daya mereka yang paling berharga, lalu bergerak ke barat," ujarnya.

Menggunakan analogi yang ia sebut kasar, Munir menambahkan, "India adalah Mercedes yang berkilauan di jalan raya seperti Ferrari, tetapi kita (Pakistan) adalah truk sampah yang penuh kerikil. Jika truk itu menabrak mobil, siapa yang akan rugi?" 

 

 

(oln/WN/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved