Senin, 29 September 2025

Iran Tegas Dukung Hizbullah, Tolak Pelucutan Senjata Perlawanan

Iran mendukung sekutunya, Hizbullah Lebanon, yang menolak pelucutan senjata dan menyerahkannya kepada pemerintah Lebanon.

Foto: Sergei Karpukhin, TASS/Kremlin
MENLU IRAN - Foto ini diambil dari laman Presiden Rusia pada Kamis (7/8/2025), memperlihatkan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (tidak terlihat dalam foto) di Moskow pada 23 Juni 2025. Pada 6 Agustus 2025, Abbas Araghchi mengatakan Iran mendukung Hizbullah yang menolak pelucutan senjata kepada pemerintah Lebanon. 

Menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2 September 2004, Hizbullah diminta untuk menyerahkan senjatanya ke negara dalam rangka demiliterisasi kelompok bersenjata.

Pada 11 Agustus 2006, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menekankan tidak boleh ada senjata atau otoritas di Lebanon selain yang dikelola oleh negara.

Setelah terpilihnya Joseph Aoun sebagai presiden Lebanon, pemerintah Lebanon menegaskan bahwa hanya negara yang berhak memegang senjata.

Sesi di kabinet untuk pelucutan senjata ini dimulai pada 14 Maret 2025, membahas bahwa senjata harus di tangan Tentara Lebanon (LAF).

Pada 28 Maret 2025, Joseph Aoun menyatakan keputusan untuk mengintegrasikan senjata ke negara melalui dialog damai, bukan paksaan.

Pada 31 Juli 2025, dalam perayaan Hari Tentara Lebanon ke‑80, Presiden Aoun menyerukan Hezbollah dan kelompok bersenjata lainnya untuk menyerahkan senjatanya ke Tentara Lebanon

Ia meminta pertemuan kabinet untuk menetapkan jadwal pelaksanaannya.

Pada 26 Juli 2025, Aoun mengakui bahwa dialog dengan Hezbollah berjalan lambat, namun tetap melihat peluang historis untuk melucuti senjata mereka dan memperkuat kedaulatan negara.

Pada 6 Agustus 2025, pemerintah meloloskan keputusan agar Tentara Lebanon menyusun rencana pelucutan senjata untuk memusatkan kepemilikan senjata pada negara saja sebelum akhir tahun.

Hizbullah

Hizbullah (Partai Allah) didirikan pada awal 1980-an di Lebanon, terutama sebagai reaksi terhadap invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun 1982.

Partai ini dibentuk setelah mendapat pengaruh dari Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 yang menginspirasi banyak kelompok di Timur Tengah, termasuk di Lebanon.

Organisasi ini tumbuh dari komunitas Syiah Lebanon, dengan dukungan kuat dari Iran, khususnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Awalnya, Hizbullah dibentuk untuk melawan pendudukan Israel, menegakkan republik Islam di Lebanon, dan menjadi pelindung komunitas Syiah.

Mereka juga menentang kehadiran negara-negara Barat dan Israel di wilayah Arab.

Sejak 1992, Hizbullah berpartisipasi dalam pemilu Lebanon, memenangkan kursi di parlemen dan masuk ke dalam struktur pemerintahan resmi Lebanon.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan