Iran Tegas Dukung Hizbullah, Tolak Pelucutan Senjata Perlawanan
Iran mendukung sekutunya, Hizbullah Lebanon, yang menolak pelucutan senjata dan menyerahkannya kepada pemerintah Lebanon.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2 September 2004, Hizbullah diminta untuk menyerahkan senjatanya ke negara dalam rangka demiliterisasi kelompok bersenjata.
Pada 11 Agustus 2006, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menekankan tidak boleh ada senjata atau otoritas di Lebanon selain yang dikelola oleh negara.
Setelah terpilihnya Joseph Aoun sebagai presiden Lebanon, pemerintah Lebanon menegaskan bahwa hanya negara yang berhak memegang senjata.
Sesi di kabinet untuk pelucutan senjata ini dimulai pada 14 Maret 2025, membahas bahwa senjata harus di tangan Tentara Lebanon (LAF).
Pada 28 Maret 2025, Joseph Aoun menyatakan keputusan untuk mengintegrasikan senjata ke negara melalui dialog damai, bukan paksaan.
Pada 31 Juli 2025, dalam perayaan Hari Tentara Lebanon ke‑80, Presiden Aoun menyerukan Hezbollah dan kelompok bersenjata lainnya untuk menyerahkan senjatanya ke Tentara Lebanon.
Ia meminta pertemuan kabinet untuk menetapkan jadwal pelaksanaannya.
Pada 26 Juli 2025, Aoun mengakui bahwa dialog dengan Hezbollah berjalan lambat, namun tetap melihat peluang historis untuk melucuti senjata mereka dan memperkuat kedaulatan negara.
Pada 6 Agustus 2025, pemerintah meloloskan keputusan agar Tentara Lebanon menyusun rencana pelucutan senjata untuk memusatkan kepemilikan senjata pada negara saja sebelum akhir tahun.
Hizbullah
Hizbullah (Partai Allah) didirikan pada awal 1980-an di Lebanon, terutama sebagai reaksi terhadap invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun 1982.
Partai ini dibentuk setelah mendapat pengaruh dari Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 yang menginspirasi banyak kelompok di Timur Tengah, termasuk di Lebanon.
Organisasi ini tumbuh dari komunitas Syiah Lebanon, dengan dukungan kuat dari Iran, khususnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Awalnya, Hizbullah dibentuk untuk melawan pendudukan Israel, menegakkan republik Islam di Lebanon, dan menjadi pelindung komunitas Syiah.
Mereka juga menentang kehadiran negara-negara Barat dan Israel di wilayah Arab.
Sejak 1992, Hizbullah berpartisipasi dalam pemilu Lebanon, memenangkan kursi di parlemen dan masuk ke dalam struktur pemerintahan resmi Lebanon.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.