Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Daftar Lengkap Negara Terkena Dampak Tarif Perang Dagang Baru Trump
Tarif dagang baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap puluhan negara telah mulai berlaku
TRIBUNNEWS.COM - Tarif baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap puluhan negara telah mulai berlaku seiring dengan meningkatnya perang dagang global.
Pekan lalu, Trump mengumumkan tarif bea masuk yang lebih tinggi antara 10 persen dan 41 persen untuk beberapa mitra dagang termasuk Uni Eropa, yang akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Produk Indonesia yang diekspor ke AS resmi dikenakan tarif resiprokal sebesar 19 persen.
Minggu ini, Trump memutuskan untuk menambahkan bea masuk sebesar 25 persen terhadap India sebagai hukuman atas impor minyak Rusia, dikutip dari independent.
Pajak impor baru ini akan menaikkan bea masuk atas beberapa ekspor India hingga 50 persen.
Di antara negara-negara lain yang paling terdampak adalah Swiss dengan 39 persen, sementara Kanada menghadapi 35 persen.
Beberapa negara yang terdampak telah mencapai kesepakatan pengurangan tarif dengan AS, tetapi yang lainnya tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump.
Barang-barang dari negara-negara lain yang tidak tercantum akan dikenakan pajak impor AS sebesar 10 persen.
Trump sebelumnya mengancam bahwa tarif tersebut mungkin lebih tinggi.
Pemerintah juga mengisyaratkan akan ada lebih banyak kesepakatan perdagangan yang direncanakan seiring upayanya untuk menutup defisit perdagangan.
Perintah terpisah Trump untuk Kanada menaikkan tarif barang-barang Kanada yang dikenakan tarif terkait fentanil menjadi 35 persen, dari 25 persen sebelumnya, dengan mengatakan bahwa negara tersebut "gagal bekerja sama" dalam mengekang aliran narkotika ilegal ke AS.
Baca juga: Brasil Gugat ke WTO, Tak Terima Atas Tarif Impor Trump 50 Persen
Tarif yang lebih tinggi pada barang-barang Kanada sangat kontras dengan keputusan Trump untuk memberikan Meksiko penangguhan tarif yang lebih tinggi sebesar 30 persen pada banyak barang selama 90 hari, guna menyediakan lebih banyak waktu untuk merundingkan pakta perdagangan yang lebih luas.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney mengatakan dia kecewa dengan keputusan Trump, dan berjanji untuk mengambil tindakan untuk melindungi pekerjaan Kanada dan mendiversifikasi pasar ekspor negara itu.
Sementara itu, Tiongkok menghadapi tenggat waktu 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif dengan pemerintahan Trump setelah Beijing dan Washington mencapai kesepakatan awal pada bulan Mei dan Juni untuk mengakhiri pungutan balasan. Seorang pejabat AS mengatakan mereka sedang membuat kemajuan menuju kesepakatan.
Mitra dagang AS yang terkena tarif baru:
India 50 persen
Suriah 41 persen
Laos 40 persen
Myanmar 40%
Swiss 39%
Kanada 35%
Irak 35%
Serbia 35%
Aljazair 30%
Bosnia dan Herzegovina 30%
Libya 30%
Afrika Selatan 30%
Brunei 25%
India 25%
Kazakstan 25%
Moldova 25%
Tunisia 25%
Bangladesh 20%
Sri Lanka20%
Taiwan 20%
Vietnam 20%
Kamboja 19%
Indonesia 19%
Malaysia 19%
Pakistan 19%
Filipina 19%
Thailand 19%
Nikaragua 18%
Afganistan 15%
Angola 15%
Bolivia 15%
Botswana 15%
Kamerun 15%
Chad 15%
Kosta Rika 15%
Pantai Gading 15%
Republik Demokratik Kongo 15%
Ekuador 15%
Guinea Khatulistiwa 15%
Uni Eropa 15%
Fiji 15%
Ghana 15%
Guyana 15%
Islandia 15%
Israel 15%
Jepang 15%
Yordania 15%
Lesotho 15%
Liechtenstein 15%
Madagaskar 15%
Malawi 15%
Mauritius 15%
Mozambik 15%
Namibia 15%
Nauru 15%
Selandia Baru 15%
Nigeria 15%
Makedonia Utara 15%
Norwegia 15%
Papua Nugini 15%
Korea Selatan 15%
Trinidad dan Tobago 15%
Turki 15%
Uganda 15%
Vanuatu 15%
Venezuela 15%
Zambia 15%
Zimbabwe 15%
Brasil 10%
Kepulauan Falkland 10%
Inggris Raya 10%
Kata Prabowo
Presiden Prabowo Subianto menyinggung kondisi geoekonomi dan geopolitik global dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (6/8/2025).
Terkait geoekonomi, Prabowo mencontohkan pemberlakuan tarif dagang dari Amerika Serikat kepada Indonesia.
Menurut Presiden, dalam menghadapi tarif Impor tersebut, Indonesia bersikap tenang dan terukur.
Sehingga Indonesia hanya dikenakan tarif Impor sebesar 19 persen untuk barang barang dari tanah air ke Amerika Serikat.
"Belum lagi kita hadapi kondisi Geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang," katanya.
Prabowo menyampaikan apresiasinya kepada jajaran tim ekonomi nasional yang telah bekerja secara solid dan terkoordinasi.
Mulai dari tim Kemenko Perekonomian Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Dewan Ekonomi Nasional, Kementerian Investasi, dan juga Kementerian Luar Negeri.
"Kita semua bekerja sebagai satu tim, berunding tanpa emosional, tanpa terpancing,” katanya.
Menurut Presiden, kunci utama dari ketahanan Indonesia di tengah gejolak global adalah kekompakan dan pendekatan diplomasi yang rasional. Pemerintah, kata dia, selalu menempatkan perlindungan terhadap rakyat Indonesia sebagai prioritas tertinggi, termasuk perlindungan terhadap para pekerja dan keluarga mereka.
"Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu kita telah mencapai suatu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita," katanya.
Selain geoekonomi, kondisi geopolitik pun kata Presiden semakin rumit. Kondisi tersebut akan berdampak dan harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.
"Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang," kata Prabowo.
Sekarang ini kata Presiden, konflik terjadi di sejumlah kawasan. Mulai dari Ukraina, kawasan Timur Tengah yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah dan lainnya yang begitu dahsyat, dan memakan korban begitu banyak.
"Di depan mata seluruh dunia, perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai," katanya.
Belum lagi konflik India-Pakistan di Kawasan Asia, dan Thailand-Kamboja di Asia Tenggara. Bahkan konflik Thailand -Kamboja kata Prabowo belum terlihat akan menuju ke arah damai.
Baca juga: Presiden Prabowo: 10 Bulan Pertama Pemerintahan Penuh Karya dan Prestasi
"Walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita," pungkasnya.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Taufik Ismail)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.