Minggu, 5 Oktober 2025

34 ‘Spartan Laut’ Indonesia Jaga Armada Yunani, Merah Putih Berkibar di Jalur Energi Dunia

34 pelaut Indonesia dikontrak Yunani untuk kapal tanker global. Bukti SDM maritim RI mulai diakui dunia dan siap bersaing global.

Editor: Glery Lazuardi
Press TV
PARADE DI LAUT - Sebanyak 34 pelaut Indonesia resmi bergabung dalam armada tanker Yunani. Mereka jadi bukti keunggulan SDM maritim RI di panggung dunia. 

Dalam hal ini, instansi seperti Kementerian Perhubungan (melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), serta lembaga pendidikan tinggi kelautan seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP), dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP), serta Kampus - Kampus Pelayaran di seluruh Indonesia, harus secara aktif mengakomodasi dan memperkuat daya saing pelaut nasional.

"Institusi-institusi pelayaran kita harus bergerak cepat. Dunia berubah, dan permintaan terhadap pelaut yang cakap dalam teknologi, bahasa internasional, serta tanggap terhadap dinamika global sangat tinggi. Bila kita ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka SDM kita harus menjadi pilar yang kuat, bukan hanya untuk kapal-kapal nasional, tetapi juga kapal-kapal berbendera asing," tegas Capt. Hakeng.

Ia menambahkan bahwa momentum ini seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan strategis jangka panjang dalam membangun ekosistem maritim nasional yang berkelanjutan. 

Selain menyiapkan pelaut, Indonesia juga perlu memperkuat diplomasi maritim, memperluas kerja sama dengan negara-negara pengguna jasa pelayaran, dan menciptakan mekanisme perlindungan terhadap pelaut Indonesia di luar negeri.

“Bukan hanya mengirim, tetapi juga memastikan mereka terlindungi secara hukum, memiliki akses pada konsulat maritim, dan mendapatkan perlakuan yang adil sesuai hukum laut internasional. Negara harus hadir dalam setiap simpul perjalanan para pelaut kita di negeri asing,” jelas Capt. Hakeng seraya menekankan bahwa pentingnya peran BUMN maritim lainnya seperti PT PELINDO, PT PELNI, ASDP, maupun BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) untuk ikut mendorong sinergi nasional dalam pembangunan SDM pelayaran. 

"Ekspor SDM maritim bukan hanya solusi ekonomi, tapi juga instrumen diplomasi lunak (soft power). Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal asing bisa menjadi duta bangsa, memperkenalkan etos kerja, nilai-nilai kebangsaan, sekaligus memperluas jaringan diplomatik informal," ucapnya seraya mengingatkan bahwa di tengah dinamika kawasan Indo-Pasifik dan meningkatnya ketegangan geopolitik di jalur laut strategis, kehadiran pelaut Indonesia dalam kapal-kapal komersial global juga membawa pesan bahwa bangsa ini tidak abai terhadap dunia. 

"Justru di lautan itulah, eksistensi kita diuji. Sebab laut adalah cermin kekuatan, bukan sekadar batas geografis. Semakin besar peran kita di sana, semakin terdengar suara kita di panggung internasional," ujarnya seraya mengimbuhkan bahwa pengiriman 34 pelaut ke Yunani harus dimaknai sebagai awal dari proses panjang, yang jika dikelola dengan cermat dan kolaboratif, akan mengantar Indonesia benar-benar menjadi kekuatan maritim yang disegani.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved