Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Taktik Israel Senjata Makan Tuan, Sandera Kurus Kering: Krisis Gaza Masuk Babak Mengerikan

Blokade militer membuat sandera Israel justru kini mengalami kelaparan sama parahnya seperti jutaan warga Gaza, khususnya anak-anak.

tangkap layar/wn/x
KURUS KERING - Tangkapan layar dari video yang dirilis pada 1 Agustus 2025 oleh sayap bersenjata kelompok militan Palestina Hamas, menunjukkan sandera Israel, Evyatar David, tampak kurus kering dan kekurangan gizi. David, yang berusia 24 tahun saat ditawan, diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Kondisi yang sama juga diderita jutaan warga Gaza yang kelaparan karena blokade militer Israel itu sendiri. 

Dalam beberapa hari terakhir, Hamas telah merilis tiga video penyanderaan yang menampilkan dua sandera Israel, Rom Braslavski dan Evyatar David, yang telah ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. 

Kedua sandera tampak lemah, kurus kering, dan kurus kering dalam video tersebut. Kondisi mereka yang telah dibebaskan telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata dan memulangkan para sandera.

Dalam satu klip, David terlihat menggali apa yang ia sebut sebagai kuburannya sendiri — sebuah momen yang memicu kemarahan publik di seluruh Israel.

Pada Sabtu, kantor Netanyahu mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan keluarga para sandera dan "sangat terkejut" oleh video tersebut. 

"Upaya untuk memulangkan semua sandera kami sedang berlangsung," demikian pernyataan tersebut.

KELAPARAN - Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara.
KELAPARAN - Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara. (tangkap layar/Photo Credit: AP Photo/Mahmoud Essa)

Babak Mengerikan Krisis Kemanusiaan di Gaza

Setali tiga uang dengan kondisi sandera Israel, Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza memasuki babak yang semakin mengerikan. 

Laporan terkini dari badan kesehatan dunia atau WHO, bersama mitra kemanusiaan mengungkapkan bahwa malnutrisi akut di wilayah tersebut telah mencapai titik kritis, dengan jumlah kematian yang melonjak tajam hanya dalam waktu satu bulan terakhir.

Data terbaru mencatat 63 dari 74 kematian akibat malnutrisi pada tahun 2025 terjadi hanya dalam bulan Juli. 


Dari jumlah itu, sebanyak 24 merupakan balita, satu anak berusia di atas lima tahun, dan sisanya adalah orang dewasa.


Sebagian besar korban meninggal dunia sesaat setelah tiba di fasilitas kesehatan atau bahkan tak sempat mendapatkan pertolongan medis. 


Tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda kelaparan parah, tulang menonjol, mata cekung, dan kulit yang tampak menempel di tulang.


Krisis ini dianggap sebagai “bencana yang sepenuhnya bisa dicegah”, jika saja pasokan bantuan pangan dan medis tidak terhambat.

Balita Jadi Korban Terbanyak

Kondisi ini menghantam anak-anak paling keras. Hampir satu dari lima balita di Kota Gaza mengalami malnutrisi akut, menurut laporan mitra Klaster Nutrisi. 

Persentase Malnutrisi Akut Global (GAM) di wilayah itu meningkat tiga kali lipat sejak Juni, menjadikannya kawasan paling terdampak di seluruh Jalur Gaza.

"Lebih dari 5.000 balita telah dirawat dalam dua minggu pertama bulan Juli. Dari jumlah itu, 18 persen menderita Malnutrisi Akut Berat (SAM), bentuk paling mematikan," ungkap WHO dilansir dari website resmi, Senin (4/8/2025). 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved