Konflik Palestina Vs Israel
300 Ribu Massa Penuhi Jembatan Sydney, Aksi Global Desak Hentikan Serangan Israel ke Gaza
Ribuan orang membanjiri Jembatan Pelabuhan Sydney dalam aksi solidaritas besar-besaran terhadap Palestina pada Minggu (3/8/2025).
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan orang membanjiri Jembatan Pelabuhan Sydney dalam aksi solidaritas besar-besaran bertajuk “March for Humanity – Save Gaza” pada Minggu (3/8/2025), kemarin.
Diperkirakan sebanyak 300.000 demonstran memadati jembatan ikonik di tengah hujan dan angin kencang, menyerukan diakhirinya serangan Israel ke Gaza serta menuntut pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Aksi ini terjadi hampir dua tahun sejak Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di Gaza pada Oktober 2023.
Sejak saat itu, konflik terus meningkat dan telah menewaskan ribuan warga Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 60.839 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Sementara itu, Australia telah menyerukan diakhirinya perang namun belum mengambil langkah konkret seperti mengakui negara Palestina.
Tidak hanya itu, Australia tetap menjadi bagian dari rantai pasokan jet tempur F-35 yang digunakan Israel dalam serangan tersebut, fakta yang memicu kemarahan sebagian warga Australia.
Simbol Perlawanan Damai di Bawah Hujan
Dengan membawa poster bertuliskan "Beri Makan Gaza!", "Hentikan Genosida!", dan "Biarkan Bantuan Masuk", para demonstran berjalan melintasi jembatan sambil membawa payung, mengenakan ponco, dan memukul-mukul panci serta wajan, simbol darurat pangan yang kini melanda Gaza, dikutip dari Common Dreams.
“Ini bahkan lebih besar dari mimpi terliar saya,” ujar Josh Lees, salah satu penyelenggara, kepada Guardian Australia.
“Ini adalah pawai massal untuk kemanusiaan. Para politisi harus mendengarkan dan menjatuhkan sanksi kepada Israel," tambahnya.
Baca juga: Slovenia Boikot Perdagangan Senjata dengan Israel, Jadi Negara Uni Eropa Pertama Ambil Langkah Tegas
Aksi serupa juga berlangsung di Melbourne dan kota-kota besar lainnya, namun konsentrasi massa terbesar tercatat di Sydney, menjadikan ini sebagai salah satu unjuk rasa pro-Palestina terbesar dalam sejarah Australia.
Kritik terhadap Keterlibatan Australia dan Desakan Pengakuan Palestina
Di tengah berlangsungnya pawai, Antony Loewenstein, jurnalis dan penulis buku The Palestine Laboratory, mengkritik keras keterlibatan Australia dalam konflik.
Ia menyebut bahwa Australia “sangat terlibat” melalui dukungannya terhadap industri pertahanan global yang memasok senjata ke Israel.
"Banyak warga Australia menyadari hal ini," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
“Dan mereka marah karena pemerintah mereka hanya diam saja saat kekejaman terjadi," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.