Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sandera Israel Kurus Kering, Ikut Kelaparan Akibat Blokade Israel di Gaza

Sandera Israel Evyatar David terlihat kurus kering dalam video yang dirilis Hamas pada hari Jumat. Ia ikut kelaparan akibat blokade Israel di Gaza.

Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL KURUS - Tangkapan layar video dari Telegram Brigade Al-Qassam pada Sabtu (2/8/2025) memperlihatkan sandera Israel Evyatar David terlihat kurus kering, di sampingnya terdapat kertas yang menunjukkan lamanya ia ditahan sejak 7 Oktober 2023. 

Perlawanan Palestina beberapa kali menayangkan video sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dalam upaya untuk menekan Israel agar menyepakati perjanjian gencatan senjata dan memenuhi tuntutan mereka.

Selain itu, tayangan video tersebut memberikan pesan kepada keluarga sandera untuk menekan pemerintah Israel agar segera melanjutkan perundingan gencatan senjata.

Menurut pernyataan sebelumnya oleh juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, para tahanan Israel hanya akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran komprehensif, sebuah langkah yang sejauh ini ditolak oleh Israel.

Brigade Qassam sebelumnya telah merilis beberapa rekaman tentara yang ditawan, termasuk permohonan langsung kepada pemerintah Israel untuk menyelamatkan mereka dan peringatan bahwa operasi militer tidak akan membawa mereka kembali hidup-hidup.

Israel menyalahkan Hamas atas memburuknya situasi di Jalur Gaza sebagai akibat dari Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

Selama Operasi Banjir Al-Aqsa, kelompok perlawanan Palestina menahan sekitar 250 orang dari perbatasan Israel, termasuk anggota militer.

Menurut Hamas, serangan tersebut bertujuan untuk melawan rencana Israel yang ingin melanggengkan pendudukannya di Palestina sejak pendirian Israel pada tahun 1948 dan mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsa.

Per 22 Juni 2025, 50 sandera masih ditawan di Gaza, dari jumlah tersebut, 49 orang ditahan pada 7 Oktober 2023 dan satu sandera (Hadar Goldin) telah ditawan di Gaza sejak 2014, menurut laman resmi pemerintah Israel.

Terakhir kali Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan yaitu pada Januari dan Februari lalu, melalui gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu dan dimulai pada 19 Januari 2025.

Pada waktu itu, Hamas membebaskan 33 sandera Israel dan Israel membebaskan ribuan warga Palestina dari penjara-penjaranya.

Nasib perundingan gencatan senjata tahap kedua antara Israel dan Hamas yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar masih berjalan alot dan lamban, dengan kedua pihak belum menemukan kesepakatan.

Sejak Oktober 2023, Israel hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, sementara pengeboman terus berlanjut dan memperburuk situasi termasuk menyebabkan kelaparan massal yang parah di wilayah tersebut.

Selama blokade tersebut, Israel melarang bantuan memasuki Gaza termasuk keperluan medis, pangan, hingga memutus pasokan listrik ke Jalur Gaza.

Israel mengklaim blokade di Jalur Gaza dibutuhkan untuk menekan Hamas agar menyerah.

Blokade total sempat dilakukan pada awal pecahnya konflik, namun karena tekanan internasional, Israel mengizinkan sebagian kecil bantuan untuk memasuki Gaza melalui perbatasan Sinai (Mesir) ke Rafah (Jalur Gaza selatan), di sisi Palestina yang dikuasai oleh Israel, serta penyeberangan Kerem Shalom di perbatasan Mesir, Gaza dan Israel.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan