Konflik Palestina Vs Israel
Pemukim Israel Serbu Kompleks Masjid Al-Aqsa Dikawal Polisi, Terang-terangan Langgar Status Quo?
Terjadi lagi! Pada Rabu (30/7/2025), pemukim Israel dilaporkan menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki.
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan kembali mencuat di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs suci ketiga umat Islam.
Dalam ajaran Islam, terdapat tiga tempat yang memiliki kedudukan paling mulia dan dianggap suci oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Ketiganya menyimpan nilai spiritual, sejarah, dan simbolik yang mendalam: Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Pada Rabu (30/7/2025), sekelompok pemukim Israel dilaporkan menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki.
Aksi provokatif ini berlangsung di bawah perlindungan ketat dari polisi Israel, yang membuka jalan bagi mereka untuk memasuki salah satu situs paling sensitif di dunia.
Dikutip dari Al Jazeera, aksi ini kembali memicu kekhawatiran pelanggaran terhadap status quo yang telah lama diberlakukan di kawasan suci itu, yang melarang non-Muslim untuk melakukan ibadah atau menampilkan simbol keagamaan.
Peristiwa ini bukan hanya insiden biasa, melainkan menjadi sinyal serius tentang kemungkinan terus terlanggarnya kesepakatan krusial di jantung konflik Palestina-Israel.
Masjid Al-Aqsa telah menjadi sasaran kunjungan rutin oleh politisi dan pemukim sayap kanan Israel.
Mereka menyerbu kompleks tersebut hampir setiap hari dan melakukan ritual keagamaan dengan pengawalan pasukan Israel.
Padahal, menurut status quo yang telah berlaku selama puluhan tahun dan dipertahankan oleh otoritas Israel, orang Yahudi dan non-Muslim lainnya hanya diizinkan mengunjungi kompleks pada jam-jam tertentu.
Mereka tidak diperbolehkan berdoa atau memajang simbol-simbol keagamaan di area tersebut.
Baca juga: Arab Saudi Rilis Hasil Konferensi Solusi 2 Negara Palestina-Israel di PBB
Pemukim dan Pelanggaran Status Quo
Para pemukim yang terlibat dalam aksi ini merupakan warga negara Israel yang tinggal secara ilegal di tanah milik pribadi warga Palestina di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Banyak di antara mereka berafiliasi dengan kelompok sayap kanan atau religius ekstremis yang memiliki agenda politik dan keagamaan tertentu terkait Masjid Al-Aqsa.
Tindakan para pemukim ini secara luas dianggap sebagai pelanggaran langsung terhadap status quo.
Makna dan Sejarah Status Quo di Al-Aqsa
Status quo di kompleks Masjid Al-Aqsa adalah kesepakatan historis yang bertujuan menjaga keseimbangan rapuh antara hak dan praktik keagamaan bagi Muslim dan non-Muslim.
Kesepakatan ini telah ada selama berabad-abad dan diakui secara internasional.
Di bawah status quo, Muslim memiliki hak eksklusif untuk beribadah di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa/Haram al-Sharif, sedangkan non-Muslim diizinkan untuk berkunjung sebagai turis pada waktu-waktu tertentu.
Mereka dilarang keras untuk berdoa atau menunjukkan simbol keagamaan apa pun di area tersebut.
Pengelolaan kompleks ini berada di bawah kendali Wakaf Islam (Islamic Waqf) Yordania, sedangkan Israel bertanggung jawab atas keamanan di luar gerbang dan akses masuk.
Status quo ini adalah pilar penting untuk mencegah eskalasi konflik di salah satu titik paling rawan di dunia.
Pelanggaran dan Reaksi
Tindakan pemukim Israel yang masuk dan seringkali mencoba melakukan ibadah atau menampilkan simbol keagamaan di dalam kompleks Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai pelanggaran langsung terhadap status quo.
Pelanggaran semacam ini memicu reaksi keras dai berbagai pihak.
Otoritas Palestina dan Wakaf Islam Yordania secara rutin mengutuk keras aksi-aksi ini, menyebutnya sebagai provokasi yang tidak dapat diterima dan pelanggaran kedaulatan.
Baca juga: RSIA Indonesia akan Dibangun di Gaza Utara Palestina dengan Luas Tanah 6.000 Meter Persegi
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seringkali menyuarakan keprihatinan atas pelanggaran status quo dan mendesak semua pihak untuk menghormati kesepakatan historis tersebut.
Rekam jejak pelanggaran sebelumnya oleh kelompok pemukim serupa menunjukkan bahwa ini bukan insiden yang terisolasi.
Melainkan bagian dari pola sistematis yang bertujuan menegaskan klaim Israel atas situs tersebut.
Konteks Politik dan Agama
Masjid Al-Aqsa bukan hanya situs ibadah, tetapi juga simbol nasional dan agama yang sangat kuat bagi Palestina dan seluruh umat Islam.
Bagi kelompok ekstremis Israel, kawasan ini juga memiliki kepentingan keagamaan yang mendalam, karena mereka meyakini lokasi ini sebagai tempat Kuil Yahudi kuno yang mereka ingin bangun kembali.
Konflik di Al-Aqsa menjadi cerminan dari perebutan narasi dan kendali atas Yerusalem, yang merupakan jantung dari konflik Palestina-Israel.
Status Quo: Dihormati atau Berubah De Facto?
Pertanyaan besar yang terus muncul dari setiap insiden penyerbuan ini adalah: apakah status quo di Masjid Al-Aqsa masih dihormati, atau sudah berubah secara de facto di bawah tekanan kelompok ekstremis dan pengawalan aparat Israel?
Pelanggaran yang terus-menerus ini menunjukkan pola yang mengkhawatirkan, mengikis kesepakatan lama dan berpotensi memicu eskalasi yang lebih besar di kawasan yang sudah sangat sensitif ini.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.