Senin, 29 September 2025

Lima Orang Tewas dalam Operasi Militer di Waziristan, Warga Kecam Pendekatan Keamanan

Wilayah Waziristan di Pakistan berada dalam kekacauan, khususnya pascatransisi politik yang diwarnai represi militer. 

Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar X
ILUSTRASI - Bom meledak di Stasiun Kereta Api di Quetta, Pakistan pada Sabtu (9/11/2024) pagi, 26 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wilayah Waziristan di Pakistan berada dalam kekacauan, khususnya pascatransisi politik yang diwarnai represi militer. 

Hal tersebut menimbulkan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dikutip dari European Times, Selasa (29/7/2025), protes warga menentang operasi militer baru.

Hal itu menunjukkan ketidakmampuan negara untuk mengatasi keluhan yang sah melalui dialog alih-alih kekerasan menjadi sangat jelas. 

Beberapa pembunuhan, termasuk terhadap seorang aktivis perdamaian terkemuka di distrik Bajaur, Pakistan, pada Juli 2025, merupakan lebih dari sekadar insiden kekerasan yang terisolasi.

Ini juga merupakan contoh kegagalan mendasar pendekatan Pakistan yang berpusat pada keamanan di wilayah kesukuannya. 

Pembunuhan itu terjadi di tengah Operasi Azm-e-Istehkam, kampanye militer besar kedua belas Pakistan sejak 2007.

Operasi terbaru ini, yang diluncurkan pada Juni 2024, mengikuti pola yang dapat diprediksi. 

Operasi ini umumnya dibarengi pengumuman besar-besaran tentang penumpasan terorisme.

Direspons dengan pengungsian besar-besaran warga sipil, dan kegagalan untuk membangun perdamaian abadi. 

Respons penduduk Waziristan sangat besar dan bersatu, bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.

Demonstrasi besar-besaran pada Juli 2025 melibatkan ribuan tetua suku, perwakilan politik, dan warga di berbagai distrik yang menolak operasi militer. 

Kelompok Bersenjata di Waziristan

Dalam salah satu aksi perlawanan damai yang mencolok, para pengunjuk rasa melaksanakan salat Jumat di jalan raya sepanjang dua kilometer, yang secara efektif menutup aktivitas komersial sambil meneriakkan slogan-slogan menentang kekerasan negara.

Operasi militer selama dua dekade telah menghasilkan statistik yang menghancurkan. 

Operasi pasa 2014 saja telah menggusur hampir satu juta penduduk, menghancurkan lebih dari 8.300 bangunan komersial, dan menimbulkan kerusakan senilai miliaran rupee.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan