Demo 'Turun Anwar' Usai, Total 18 Ribu Warga Malaysia Tuntut Anwar Ibrahim Mundur di Dataran Merdeka
Meski hujan sempat mengguyur Dataran Merdeka, Massa Turun Anwar tetap meneruskan demonstrasinya secara damai hingga usai
TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi bertajuk "Turun Anwar" yang digelar di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur pada hari Sabtu (26/7/2025) berakhir dengan tertib dan damai tanpa insiden yang berarti.
Dikutip dari The Star, Wakil Komisaris Datuk Mohamed Usuf Jan Mohamad selaku Kepala Polisi Sementara Kuala Lumpur mengonfirmasi tidak terjadi insiden serius selama jalannya aksi unjuk rasa tersebut.
"Terima kasih kepada semua peserta aksi karena telah mematuhi aturan dan peraturan serta tidak melakukan provokasi apa pun," ujarnya kepada wartawan di Dataran Merdeka.
Pihak Kepolisian Kuala Lumpur juga mengonfirmasi bahwa jumlah peserta unjuk rasa ini mencapai angka 18.000 orang.
"Kami memperkirakan sekitar 18.000 peserta mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa dan berjalan lancar tanpa masalah besar terjadi," sambung Usuf.
Mengenai konten pidato oleh para pemimpin berbagai partai politik, Usuf mengatakan pihak kepolisian akan menganalisisnya terlebih dahulu.
"Jika ada pidato yang menyentuh isu-isu sensitif, kami akan mengambil tindakan hukum sesuai prosedur," tegasnya.
Dia juga menyarankan penyelenggara untuk lebih transparan dalam aksi mendatang sehingga pihak kepolisian dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan dapat mendiskusikan masalah tersebut secara menyeluruh.
"Pihak kami memperhatikan aspek keselamatan dalam pelaksanaan aksi unjuk rasa." ucapnya.
"Jika ada elemen yang tidak kami izinkan, itu semata-mata untuk alasan keselamatan peserta dan masyarakat umum," pungkasnya.
Kepala Polisi Sementara Kuala Lumpur tersebut menyatakan bahwa aksi unjuk rasa berjalan lancar tanpa ada laporan polisi yang diajukan pada hari kejadian.
Baca juga: 3 Hari Perang, Thailand-Kamboja Mulai Membahas Gencatan Senjata, Malaysia Jadi Penengah
Massa sendiri berkumpul di lima titik pertemuan sebelum bergerak menuju Dataran Merdeka dalam proses yang berjalan lancar tanpa gangguan.
Hujan yang mengguyur lokasi tidak menjadi penghalang bagi para peserta untuk menyampaikan aspirasi mereka di tengah lapangan.
Para peserta tetap setia mengikuti rangkaian acara meski harus berdiri di bawah rintik hujan yang terus mengguyur sejak siang hari.
Aksi dimulai pukul 14.30 dengan sambutan dari Anggota Parlemen Pasir Mas Ahmad Fadhli Shaari yang juga menjabat sebagai Kepala Informasi Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Berbagai tokoh politik oposisi turut memberikan orasi di atas panggung termasuk pengacara Haniff Khatri Abdulla dan presiden Perkasa Datuk Ibrahim Ali.
Mantan kepala informasi Umno Isham Jalil serta mantan menteri Datuk Mohd Zaid Ibrahim juga turut menyampaikan pandangan mereka kepada massa yang hadir dalam protes ini.
Apa Itu Aksi "Turun Anwar" ?

Aksi protes "Turun Anwar" ini merupakan ekspresi ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim yang dinilai gagal menurunkan beban hidup rakyat.
Isu utama yang diangkat mencakup penolakan terhadap Undang-Undang Pembaruan Kota (URA), kenaikan harga Gas Petroleum Cair (LPG), penghapusan subsidi, serta penerapan Pajak Penjualan dan Layanan (SST).
Peserta aksi juga menyoroti janji-janji kampanye Pemilu 2022 yang dinilai tidak terealisasi dengan baik oleh pemerintah saat ini.
Kegagalan dalam mendorong reformasi politik yang lebih substantif menjadi salah satu alasan utama digelarnya aksi demonstrasi ini.
Koalisi Perikatan Nasional (PN) dan Gerakan Tanah Air (GTA) menjadi kekuatan utama di balik penyelenggaraan aksi yang melibatkan berbagai partai oposisi tersebut.
Baca juga: 5 Fakta Himpunan Turun Anwar, Gerakan Kudeta PM Malaysia Anwar Ibrahim di Akhir Pekan Ini
Partai-partai seperti PAS, BERSATU, GERAKAN, dan MIPP turut berkontribusi dalam menggalang massa untuk hadir di Dataran Merdeka.
Polisi melaporkan tidak ada laporan insiden yang terjadi selama berlangsungnya aksi sehingga tidak perlu mengambil tindakan hukum pada hari kejadian.
Deputy Comm Datuk Mohamed Usuf menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta aksi yang telah mematuhi aturan dan tidak melakukan provokasi selama demonstrasi.
Pihak kepolisian akan melakukan analisis lebih mendalam terhadap isi pidato para pembicara untuk memastikan tidak ada materi yang menyentuh isu sensitif.
Jika ditemukan pidato yang melanggar ketentuan, pihak berwajib tidak segan mengambil langkah hukum sesuai prosedur yang berlaku.
Aksi resmi ditutup pukul 17.17 petang waktu setempat dengan pembacaan doa bersama yang dilanjutkan dengan penyanyian lagu kebangsaan Malaysia oleh massa yang hadir.
Baca juga: Ternyata Hal Ini yang Dipikirkan Ardiansyah Sebelum Menepis Tendangan Penalti Pemain Thailand
Kepolisian mengingatkan penyelenggara untuk lebih transparan dalam memberikan informasi terkait acara serupa di masa mendatang.
Hal ini dimaksudkan agar pihak kepolisian dapat memahami maksud dan tujuan penyelenggaraan sehingga dapat berkoordinasi dengan lebih baik.
Aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap perizinan kegiatan massa menurut penegasan pihak kepolisian.
Jika terdapat elemen yang tidak diizinkan, hal tersebut semata-mata demi menjaga keamanan dan ketertiban seluruh pihak yang terlibat.
Aksi ini awalnya dikenal sebagai "Himpunan Bantah URA" sebelum kemudian diubah menjadi "Himpunan Turun Anwar" seiring dengan perkembangan situasi politik.
Sebelumnya, pemerintah Malaysia telah mengeluarkan bantuan tunai sebesar 100 ringgit atau sekitar Rp385 ribu per warga sebagai upaya meredam ketidakpuasan publik.
Langkah tersebut direspons skeptis oleh kelompok oposisi yang menilai nominal bantuan terlalu kecil untuk mengimbangi kenaikan harga kebutuhan pokok.
Gerakan ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan kekhawatiran terhadap praktik kronisme dan nepotisme yang dinilai semakin merajalela.
Banyak peserta aksi menyampaikan kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap hanya bersifat populis tanpa solusi jangka panjang.
Mereka menuntut perubahan mendasar dalam kebijakan ekonomi dan politik yang selama ini dinilai tidak pro-rakyat.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.