Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Mengapa Donald Trump Gemar Membagikan Video Konten Palsu dari AI? Ini Kata Pakar
Donald Trump membagikan video AI Barack Obama ditangkap FBI. Ini bukan video AI pertama yang diunggahnya.
Tujuannya adalah mengubah Gaza menjadi apa yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah”, dengan memukimkan kembali warga Palestina dalam proses tersebut.
Banyak organisasi hak asasi manusia dan aktor internasional mengecam keras rencana tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan bentuk pembersihan etnis.
Jauh sebelum itu, konten berbasis AI juga digunakan dalam kampanye pemilihan ulang Trump.
Ada video yang memperlihatkan dirinya menari bersama miliarder teknologi Elon Musk, hingga gambar-gambar yang menggambarkan kandidat Demokrat Kamala Harris sebagai “komunis bergaya Soviet.”
Ia juga menyebarkan foto-foto penggemar Taylor Swift mengenakan kaus bertuliskan “Swifties for Trump” yang terbukti palsu, meskipun sang penyanyi secara terbuka menyatakan dukungan kepada Kamala Harris.
Lantas, Mengapa Trump Begitu Gemar Membagikan Konten AI Palsu?
Mengutip DW News, menurut Alex Mahadevan, Direktur MediaWise—sebuah program literasi media digital di Poynter Institute, Florida—alasannya serupa dengan apa yang dilakukan para rekannya, yakni untuk berkontribusi pada meme-ifikasi politik.
“Gedung Putih sendiri telah menjadikan gambar buatan AI di media sosial sebagai bagian inti dari strategi keterlibatan audiens mereka,” ujar Mahadevan kepada DW.
“Tujuannya adalah mengejutkan, memancing interaksi. Mereka hanya berusaha tetap relevan. Dan sayangnya, jika melihat keterlibatannya, strategi ini sangat efektif.”
Menjelang pemilihan presiden AS 2024, banyak pengamat khawatir bahwa konten AI akan semakin memperkeruh suasana, sehingga pemilih kesulitan membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
Namun, menurut Mahadevan, kekhawatiran itu tidak sepenuhnya terjadi.
Baca juga: Donald Trump Beberkan Rencana untuk Jadikan AS Pemenang dalam Perlombaan AI Dunia, Mencakup 3 Pilar
“Yang sebenarnya dilakukan AI hanyalah menciptakan mesin propaganda yang sangat kuat,” ujarnya.
“Kebanyakan orang bisa langsung tahu bahwa itu buatan AI. Tapi AI bukan dirancang untuk menipu, AI dirancang untuk menyebarkan pesan politik.”
Konten palsu seperti video Obama baru-baru ini, mungkin tidak ditujukan untuk menipu, tetapi lebih untuk memprovokasi: memancing amarah lawan politik sekaligus menguatkan semangat basis pendukung.
“Itu adalah umpan amarah,” kata Mahadevan.
“Cara untuk ‘menguasai kaum liberal’. Saat mereka melihat kubu lawan kesal karena konten yang dibagikan, mereka senang. Mereka seperti menari-nari di atas panggung karena itu.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.