Minggu, 5 Oktober 2025

Top Rank

10 Negara dengan Omzet Judi Online Terbesar 2025: AS-Inggris Dominasi, Indonesia Posisi Berapa?

10 negara dengan omzet judi online terbesar didunia per 2025: AS sumbang 23 miliar dolar, Inggris 13,8 miliar dolar, Indonesia posisi berapa ?

Tangkapan layar Freepik
ILUSTRASI JUDI ONLINE - Menurut laporan dari Statista Market Insights dan Research and Markets, Industri judi online global diperkirakan akan mencapai nilai 117,5 miliar dolar AS pada akhir tahun 2025. AS yang menyumbang lebih dari 23 miliar dolar, disusul Inggris sebesar 13,8 miliar dolar. Lalu bagaimana dengan Indonesia? 

Jumlah tersebut membuat Inggris berada di bawah Amerika Serikat dalam daftar tersebut, memperkuat posisinya sebagai pusat industri perjudian daring global.

Lonjakan omzet diraih Inggris lantaran adanya regulasi yang matang, budaya taruhan yang mengakar, serta teknologi platform judi yang sangat berkembang.

Inggris sendiri telah mengatur industri perjudian daring melalui Gambling Act 2005 yang terus diperbarui hingga 2024, menjadikan negara ini sebagai pelopor dalam regulasi iGaming yang legal dan transparan. 

Menurut laporan dari Ofcom (2024), Inggris menghabiskan lebih dari £1,1 miliar untuk iklan perjudian daring sepanjang tahun, baik di media digital, televisi, maupun stadion olahraga.

Walau industri berkembang pesat, pemerintah Inggris tetap memberikan perhatian besar pada isu adiksi judi. 

Program seperti GAMSTOP, TalkBanStop, dan kewajiban self-exclusion kini menjadi standar semua operator.

Pemerintah juga meningkatkan pajak sektor ini, di mana pada 2025 judi online berkontribusi lebih dari 4 miliar euro ke kas negara.

3. Australia

Australia menempati ketiga atas dalam daftar negara dengan omzet judi online terbesar di dunia tahun 2025, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 10,6 miliar dolar. 

Data ini diungkap dalam laporan terbaru dari Statista Market Forecast dan didukung analisis Australian Communications and Media Authority (ACMA). 

Popularitas judi online di Australia meningkat tajam sejak pandemi COVID-19 dan terus berlanjut hingga kini berkat adopsi digital, budaya taruhan yang kuat, dan regulasi yang mendukung namun longgar dalam pengawasan.

Berbeda dengan Inggris atau Jerman yang menerapkan sistem pengecekan usia, batas deposit, dan perlindungan data ketat, sistem perlindungan pemain di Australia masih longgar. 

Hal ini menyebabkan tingkat pengeluaran rata-rata per pemain di Australia menjadi yang tertinggi di dunia: lebih dari 1.200 dolar per tahun per individu dewasa (Statista, 2025).

Tingginya angka transaksi itu membuat Australia menghadapi darurat kesehatan masyarakat terkait judi daring, dimana dari 6 penjudi aktif mengalami kecanduan.

4. Kanada

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved