Konflik Iran Vs Israel
Iran Siap Berperang dengan Israel, Tidak akan Menghentikan Program Nuklir, Kata Presiden Pezeshkian
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya siap menghadapi perang apa pun yang mungkin dilancarkan Israel terhadapnya
Editor:
Muhammad Barir
Konflik antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan udara Israel pada 13 Juni yang menghantam fasilitas militer, nuklir, dan sipil di seluruh Iran. Di antara korban tewas adalah komandan militer senior dan ilmuwan nuklir Iran.
Iran membalas dengan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak terhadap Israel.
Iran mengatakan 1.062 orang tewas selama konflik 12 hari dengan Israel, termasuk 786 personel militer dan 276 warga sipil.
Pejabat medis Israel mengatakan total 28 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat serangan Iran.
Pezeshkian mengatakan Teheran menganggap Washington sebagian bertanggung jawab atas serangan tersebut setelah AS melancarkan serangan susulan atas serangan pembuka Israel terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, yang kemudian mengklaim telah "menghancurkan" ketiga fasilitas tersebut. Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada 23 Juni.
Iran menyatakan program nuklirnya bersifat damai. Pezeshkian mengulangi pernyataan yang sama dalam wawancara tersebut, seraya menambahkan bahwa Republik Islam tersebut tidak berniat memperoleh senjata nuklir.
"Kami dengan tegas menolak kepemilikan senjata nuklir," ujarnya. "Ini adalah posisi politik, agama, kemanusiaan, dan strategis kami."
Presiden juga membantah pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa kemampuan nuklir Iran telah dihancurkan, dan menyebut klaim tersebut sebagai "ilusi".
“Kemampuan nuklir ada di pikiran para ilmuwan kita, bukan di fasilitas kita,” ujarnya.
Negosiasi diplomatik mengenai program nuklir Iran diperkirakan akan dilanjutkan Jumat di Istanbul, di mana para pejabat Iran akan bertemu dengan perwakilan E3 —Prancis, Jerman, dan Inggris. Perundingan antara Iran dan AS, yang sebelumnya disalurkan melalui Oman, masih ditangguhkan menyusul eskalasi bulan lalu.
Tiga negara Eropa, yang dikenal sebagai E3, mengatakan mereka akan memulihkan sanksi internasional terhadap Iran pada akhir Agustus jika negara itu tidak memasuki pembicaraan produktif mengenai program nuklirnya dengan kekuatan Barat.
Pezeshkian mengatakan Teheran tetap terbuka terhadap diplomasi tetapi menambahkan bahwa “Setiap negosiasi di masa depan harus didasarkan pada logika saling menguntungkan.”
SUMBER: AL JAZEERA, IRAN INTERNATIONAL
Konflik Iran Vs Israel
Houthi Bersumpah Balas Dendam Usai PM Tewas Dibom Israel: Darah Akan Dibalas Darah |
---|
Iran Murka, Ancam Balasan Tindakan Australia yang Usir Dubes Teheran |
---|
Iran Klaim Bangun Pabrik Senjata di Sejumlah Negara, Strategi Tersembunyi untuk Hadapi Israel? |
---|
Iran Pamer Kekuatan Besar Tembak Rudal ke di Teluk Oman, Bikin Israel Was-was |
---|
Iran Pamer, Sebut Rudal yang Hantam Israel Hanya Rudal Lawas: Yang Baru Lebih Dahsyat |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.