Konflik Iran Vs Israel
Iran Minta Putin Turun Tangan Bantu Pulihkan Aset Nuklir yang Kena Serangan Israel-AS
Iran secara terbuka merayu Presiden Rusia Vladimir Putin agar Moskow membantu memulihkan fasilitas nuklir Iran yang hancur dirudal AS dan Israel
Fasilitas di Isfahan, yang selama ini digunakan untuk memproduksi bahan bakar nuklir, juga terkena dampak besar dari serangan udara.
Meskipun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Bushehr satu-satunya reaktor nuklir aktif Iran tidak terkena langsung, aktivitas teknis di kawasan itu terganggu karena kerusakan pada infrastruktur pendukung dan evakuasi sejumlah besar teknisi asing, termasuk ratusan ilmuwan asal Rusia.
Hal ini memaksa Iran menghentikan sementara seluruh kegiatan pengayaan uranium dan kerja sama dengan pengawas nuklir internasional.
“Ketiga situs itu tidak lagi dapat berfungsi seperti sebelumnya. Kami membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk memulihkannya,” kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran dalam konferensi pers di Teheran,
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), konflik bersenjata ini menyebabkan kerusakan besar-besaran pada infrastruktur sipil.
Hingga menewaskan ribuan orang, mayoritas warga sipil. Otoritas Iran melaporkan setidaknya ada 1.100 korban jiwa yang menjadi korban, sementara Israel mencatat 28 kematian akibat serangan balasan Iran.
Iran Ambil Sikap Tegas
Pasca serangan, Iran juga mengumumkan penghentian kerja sama dengan IAEA dan memutuskan untuk mengusir seluruh inspekturnya dari wilayah negara tersebut.
Langkah ini memicu kekhawatiran serius di kalangan komunitas internasional mengenai potensi Iran melanjutkan program nuklirnya secara diam-diam dan tanpa pengawasan.
“Kami tidak bisa lagi mempercayai badan internasional yang gagal mencegah serangan terhadap fasilitas damai kami,” ujar Menteri Luar Negeri Iran dalam pernyataan tertulis.
Baca juga: Viral Sayembara Bunuh Trump di Iran, Rp184,9 M bagi yang Bisa Bawa Kepalanya
Penghentian kerja sama dengan IAEA dinilai para analis akan memperbesar risiko terjadinya eskalasi baru.
Selain itu, kerusakan pada program nuklir Iran dikhawatirkan dapat memicu langkah-langkah ekstrem dari Teheran untuk membangun kembali programnya dengan cara yang tidak transparan, serta membuka peluang terhadap serangan berikutnya dari Israel.
Sejauh ini, belum ada tanda-tanda bahwa Iran akan membuka kembali akses internasional terhadap situs-situs nuklirnya.
Ketegangan pun masih tinggi, di tengah upaya sejumlah negara termasuk Rusia dan Tiongkok untuk memediasi agar tidak terjadi perang terbuka di kawasan.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.