Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Minta Putin Turun Tangan Bantu Pulihkan Aset Nuklir yang Kena Serangan Israel-AS

Iran secara terbuka merayu Presiden Rusia Vladimir Putin agar Moskow membantu memulihkan fasilitas nuklir Iran yang hancur dirudal AS dan Israel

Skynews
FASILITAS NUKLIR FORDOW - Situs-situs penting di fasilitas nuklir Iran di Fordow yang berada di kawasan pegunungan. Terbaru, Iran secara terbuka merayu Presiden Rusia Vladimir Putin agar Moskow membantu memulihkan fasilitas nuklir Iran yang hancur dirudal AS dan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali, secara terbuka merayu Presiden Rusia Vladimir Putin agar Moskow membantu memulihkan sejumlah fasilitas sipil dan nuklir Iran yang hancur.

Permintaan ini disampaikan Jalali dalam wawancara dengan media Rusia, dalam kesempatan itu Jajali meminta Rusia memainkan peran membantu memulihkan sejumlah aset nuklir yang hancur akibat serangan udara gabungan Israel dan Amerika Serikat bulan lalu.

Ia menekankan bahwa bantuan yang akan diberikan Rusia sejalan dengan perjanjian kemitraan strategis Iran-Rusia yang ditandatangani pada Januari lalu, yang mencakup kolaborasi ekonomi, pertahanan, dan komitmen melawan terorisme.

Dalam kerangka itu, Iran menilai Rusia berkewajiban, secara politis maupun moral, untuk membantu sebagai mitra utama.

Terlebih Rusia selama ini berperan penting dalam pengembangan program nuklir sipil Iran, terutama dalam pembangunan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr.

Oleh karenanya Iran menilai Moskow memiliki keahlian, akses, dan pengalaman yang diperlukan untuk membantu memulihkan fasilitas yang rusak.

Selain bantuan teknis, Iran juga berharap Rusia dapat menjadi penengah diplomatik untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, terutama dalam konflik dengan Israel dan AS.

Kedekatan Rusia dengan berbagai pihak di kawasan menjadikannya sosok strategis dalam mendorong stabilitas regional.

“Rusia dapat memainkan perannya dalam membantu memulihkan infrastruktur sipil yang rusak, jika perlu, serta menjadi mediator untuk membantu mengurangi ketegangan,” kata Jalali seperti dikutip Russia Today (RT), Sabtu (12/7/2025).

Serangan Israel-AS dan Dampaknya

Sebagai informasi, serangan besar yang dimulai pada 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan Operasi Rising Lion telah menargetkan fasilitas nuklir Iran dan sejumlah tokoh militer serta ilmuwan nuklir Teheran.

Baca juga: Diam-diam Iran Beli Rudal Canggih Dari China, Bayarnya Pakai Minyak

Serangan udara Israel terhadap Iran diluncurkan dengan dalih kekhawatiran atas program nuklir Iran, meski klaim tersebut dibantah oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan lembaga intelijen Amerika Serikat.

Washington kemudian ikut serta dengan menyerang sejumlah fasilitas nuklir Iran sebelum menyerukan gencatan senjata yang akhirnya disetujui kedua pihak.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3, memicu perang terbuka antara kedua negara selama 12 hari.

Imbas konflik tersebut, tiga fasilitas nuklir utama Iran yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow rusak signifikan setelah dihantam rudal bunker buster dan Tomahawk yang diluncurkan oleh Israel dengan dukungan logistik dari AS pada 22 Juni lalu.

Natanz, yang menjadi pusat produksi sentrifugal, dilaporkan mengalami kebakaran besar, sementara Fordow fasilitas pengayaan bawah tanah mengalami keretakan struktural yang serius.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved