Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Diam-diam Iran Beli Rudal Canggih Dari China, Bayarnya Pakai Minyak

Iran diam-diam menerima sistem rudal permukaan-ke-udara asal China, adapun rudal tersebut dibeli dengan cara barter menggunakan ekspor minyak Iran

Kantor Berita Iran Tasnim
RUDAL IRAN - Iran diam-diam menerima sistem rudal permukaan-ke-udara asal China, adapun rudal tersebut dibeli dengan cara barter menggunakan ekspor minyak Iran. Tak dirinci berapa banyak rudal SAM yang dikirim China untuk Iran, namun menurut laporan Middle East Eye pengiriman ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Iran dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata de-facto pada 24 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM – Usai menekan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, militer Iran diam-diam menerima sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) buatan China.

Tak dirinci berapa banyak rudal SAM yang dikirim China untuk Iran, namun menurut laporan Middle East Eye, pengiriman ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Iran dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata de-facto pada 24 Juni 2025.

Beberapa pengamat pertahanan menduga, pengiriman rudal dilakukan bertahap dalam beberapa gelombang sejak akhir Juni.

Hal ini berdasarkan pola logistik pengiriman senjata sebelumnya, serta kemampuan Iran menyembunyikan pergerakan persenjataan melalui pelabuhan-pelabuhan kecil dan mitra regional seperti Suriah dan Irak.

Laporan pejabat Arab yang enggan disebutkan namanya, menyebut pengiriman rudal pertahanan asal China merupakan bagian dari upaya cepat militer Iran dalam membangun kembali pertahanannya yang hancur akibat gempuran Israel dalam konflik 12 hari terakhir.

"Pengiriman baterai rudal permukaan-ke-udara China terjadi setelah gencatan senjata de facto dicapai antara Iran dan Israel pada 24 Juni," tegas pejabat Arab yang mengetahui intelijen tersebut.

Rudar Dibarter dengan Minyak

Sementara, laporan salah satu pejabat intelijen regional menyebut, hampir seluruh pengiriman SAM tersebut dibiayai menggunakan komoditas ekspor utama Iran, yakni minyak mentah.

Dugaan ini terjadi di tengah sanksi ekonomi AS yang masih diberlakukan terhadap ekspor minyak Iran.

Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Meski ekspornya dibatasi oleh sanksi, Iran tetap mampu menjual minyaknya secara diam-diam, terutama ke negara-negara seperti China.

Baca juga: Ali Khamenei Tampil Perdana usai Perang Iran-Israel, Ini Profil sang Pemimpin Tertinggi Iran

Karena tidak bisa menggunakan hasil ekspor itu dalam bentuk kas internasional, minyak dijadikan alat tukar langsung untuk memperoleh barang penting seperti persenjataan.

Dugaan tersebut diperkuat dengan data Badan Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan, 90 persen ekspor minyak Iran saat ini mengalir ke China, menjadikan Beijing sebagai mitra dagang utama Teheran.

Untuk menyiasati sanksi, Iran disebut menggunakan skema pengiriman tidak langsung lewat negara pihak ketiga seperti Malaysia guna menyamarkan asal minyak mentahnya.

"Orang Iran terlibat dalam cara-cara kreatif dalam berdagang," ujar salah satu pejabat Arab kepada MEE.

Barter ini mencerminkan bukan hanya strategi dagang alternatif, tetapi juga konsolidasi geopolitik antara Iran dan China dalam menghadapi tekanan dari blok Barat.

Sejarah Kerja Sama Militer Iran–China

Hubungan militer Iran dengan China bukan hal baru. Pada akhir 1980-an, Iran diketahui menerima rudal jelajah HY-2 Silkworm dari China melalui Korea Utara, yang digunakan dalam Perang Tanker untuk menyerang kapal tanker minyak dan infrastruktur negara-negara Teluk.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved