Kamis, 2 Oktober 2025

Turis Prancis Hilang Misterius Sejak Juni, Iran: Kami yang Menahannya

Iran mengonfirmasi penahanan turis Prancis yang dilaporkan hilang sejak bulan Juni. Turis laki-laki itu disebut melakukan kejahatan di Iran.

YouTube France24 English
TURIS PRANCIS DITAHAN - Tangkapan layar tayangan YouTube France24 English, Jumat (11/7/2025), memperlihatkan turis Prancis, Lennart Monterlos (18), yang bersepeda melintasi Iran dilaporkan hilang sejak 16 Juni lalu. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengonfirmasi pada hari Kamis (10/7/2025), bahwa Lennart Monterlos ditahan oleh otoritas Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengungkapkan Iran telah menangkap seorang warga negara Prancis, Lennart Monterlos (18), yang dilaporkan hilang di Iran pada tanggal 16 Juni saat bersepeda dari Eropa ke Asia.

Ia mengatakan Iran telah mengirim pemberitahuan resmi ke kedutaan Prancis di Teheran.

"Pemberitahuan resmi mengenai Lennart Monterlos telah dikirim ke kedutaan Prancis di Teheran. Lennart Monterlos ditangkap karena melakukan kejahatan," kata Abbas Araqchi dalam wawancara dengan surat kabar Prancis, Le Monde, pada hari Kamis (10/7/2025).

Menteri luar negeri tersebut tidak menyebutkan kejahatan apa yang dilakukan Lennart Monterlos hingga ia ditahan oleh otoritas Iran.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa pihaknya sedang menghubungi otoritas Iran mengenai kasus tersebut, serta dengan keluarga pemuda tersebut.

Kementerian Luar Negeri Prancis sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya atas nasib Lennart Monterlos yang berusia 18 tahun.

Prancis berulang kali menuduh Iran menjalankan kebijakan yang disengaja untuk menahan warga negara asing dan menggunakan mereka sebagai alat tawar-menawar.

Prancis dan beberapa negara lain telah mendesak warganya untuk tidak bepergian ke Iran karena takut ditangkap.

Dua warga negara Prancis lainnya, Cécile Kohler, seorang guru sastra berusia 40 tahun, dan pasangannya yang berusia 72 tahun, Jacques Paris, ditahan di Iran

Mereka menghadapi tiga dakwaan, yang dapat dijatuhi hukuman mati, setelah ditangkap pada 7 Mei 2022, saat berkunjung ke Iran.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengancam Iran minggu lalu dengan tindakan pembalasan jika mereka tidak dibebaskan.

Hubungan antara Paris dan Iran tegang, dengan Iran menuduh Barat tidak berbuat cukup banyak untuk mengutuk serangan Israel baru-baru ini.

Baca juga: Macron Ancam Iran setelah 2 Warga Prancis Dituduh Jadi Mata-mata Israel, Ditahan Sejak 2022

Prancis, bersama negara-negara Eropa lainnya, mencurigai Iran menahan warga negara Barat untuk ditukar dengan konsesi, terutama terkait rencana nuklirnya dan pencabutan sanksi ekonomi. 

Sementara itu, Iran diyakini menahan sekitar 20 warga Eropa.

Negara-negara Uni Eropa mengindikasikan mereka mungkin akan menerapkan kembali mekanisme sanksi yang terkait dengan perjanjian tahun 2015 mengenai program nuklir Iran.

Dalam konteks ini, Abbas Araqchi mengatakan ancaman sanksi tidak membantu diplomasi.

Ia mendesak Prancis, Jerman, dan Inggris untuk memainkan peran konstruktif dalam perundingan tersebut.

Lennart Monterlos Travelling Naik Sepeda

Lennart Monterlos masih menjadi siswa SMA Ledoux di kota Besançon, Prancis, ketika ia memulai travelling dengan bersepeda ribuan kilometer, melintasi beberapa negara di Eropa dan Asia. 

Ia mulai meninggalkan kota Besançon pada Agustus tahun 2024 untuk bersepeda ke Jepang.

Untuk dapat mengorganisir perjalanan ini, ia membuat  kampanye penggalangan dana daring  yang menghasilkan 2.362 euro. 

Ia menjelaskan bahwa ia telah memikirkan perjalanan ini selama setahun dan terbiasa berkemah dengan sepeda. 

Selain itu, ia mengungkapkan keinginannya untuk berpetualang ke Asia untuk membuka diri terhadap dunia dan mempromosikan moda transportasi ekologis, serta bertemu orang-orang dan menemukan budaya lain.

Pemuda itu mendapat dukungan dalam proyeknya dari orang tuanya, terutama ayahnya, seorang fotografer profesional. 

Kisah-kisah awal perjalanan Lennart Monterlos, yang dikisahkan di akun Instagram-nya (yang kini tidak dapat diakses) dan di sebuah blog.

Pemuda itu juga kerap menampilkan momen-momen bersama penduduk lokal di berbagai negara di Eropa Tengah, Balkan, dan Timur Tengah, seperti diberitakan France Bleu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved