Ada Sistem Roket Canggih Amerika Serikat dalam Latihan Militer Besar-besaran Taiwan
Taiwan menggelar latihan militer besar-besaran, pasukannya kini akan berlatih dengan HIMARS, sistem roket canggih buatan Amerika Serikat.
Salah satu persenjataan yang tak kalah penting lainnya adalah tank M1A2T Abrams buatan AS, yang akan digunakan oleh militer Taiwan.
Tank Abrams tersebut dijadwalkan mengikuti latihan tembak langsung pada Kamis.
Namun, latihan itu dilakukan terpisah dari Han Kuang karena tank-tank tersebut belum secara resmi ditugaskan ke militer, menurut Kementerian Pertahanan.
Taiwan mengalokasikan dana sebesar 1,45 miliar dolar AS (sekitar Rp23,49 triliun) untuk membeli 108 unit tank Abrams.
Sebanyak 38 unit pertama telah dikirim pada Desember lalu, sementara 70 unit sisanya dijadwalkan tiba pada akhir tahun ini dan sepanjang 2026.

Kata Pakar
Shu Hsiao-hung, peneliti asosiasi di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada Newsweek bahwa HIMARS dan tank Abrams secara khusus akan meningkatkan kapabilitas militer Taiwan.
“Mobilitas, akurasi, dan daya tembak mereka jauh melampaui persenjataan Taiwan yang ada,” ujar Shu.
“Dengan HIMARS dan Abrams, militer Taiwan dapat menyerang pasukan pendaratan PLA dari jarak lebih jauh dan dengan presisi yang lebih tinggi, secara bertahap melemahkan musuh dan menempatkan pasukan di lokasi yang tersebar untuk menghindari kehancuran akibat roket jarak jauh dan senjata serupa milik China.”
“Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya dan risiko bagi PLA untuk melakukan pendaratan, tetapi juga membuat perencanaan operasional Tiongkok jauh lebih kompleks.”
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Menurut Mayor Jenderal Tung Chi-hsing, Direktur Divisi Perencanaan Operasi Gabungan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, fokus utama selama tiga hari pertama latihan adalah mengantisipasi kemungkinan eskalasi aktivitas zona abu-abu oleh China menjadi invasi penuh, dikutip dari Focus Taiwan.
Baca juga: NATO Nyalakan Alarm, Kekuatan Militer Besar China Akan Seret Rusia Saat Serangan ke Taiwan
Latihan akan memasuki fase “pertempuran skala penuh” pada 13–18 Juli.
Fase ini mencakup simulasi pendaratan amfibi di wilayah pesisir serta pelatihan di pangkalan-pangkalan pantai.
Tiga hari terakhir akan difokuskan pada peperangan jangka panjang (prolonged warfare).
Para pejabat Taiwan menyatakan bahwa latihan Han Kuang tahun ini didesain dengan asumsi bahwa China akan melancarkan serangan pada 2027.
Tahun ini juga diperingatkan oleh mantan Kepala Komando Indo-Pasifik AS, Philip Davidson, sebagai waktu potensial serangan oleh China.
Namun, para pejabat AS meyakini bahwa meskipun Xi Jinping telah menginstruksikan PLA untuk siap merebut Taiwan pada tahun tersebut, bukan berarti ia pasti akan melakukannya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.