Sabtu, 4 Oktober 2025

Ada Sistem Roket Canggih Amerika Serikat dalam Latihan Militer Besar-besaran Taiwan

Taiwan menggelar latihan militer besar-besaran, pasukannya kini akan berlatih dengan HIMARS, sistem roket canggih buatan Amerika Serikat.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Kementerian Pertahanan Taiwan
LATIHAN MILITER TAIWAN - Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan di X, memperlihatkan latihan militer Han Kuang ke-41 pada Rabu, 9 Juli 2025. Pasukan Taiwan akan berlatih dengan HIMARS, sistem roket canggih buatan Amerika Serikat. 

TRIBUNNEWS.COM – Taiwan memulai latihan militer terbesarnya pada Rabu (9/7/2025).

Ribuan tentara reguler bergabung dengan pasukan cadangan dalam latihan yang dijadwalkan berlangsung selama 10 hari.

Mengutip AFP News, latihan tahunan yang dikenal dengan sebutan Han Kuang ini digelar dari 9 hingga 18 Juli, dan menampilkan sistem roket berteknologi tinggi buatan Amerika Serikat yang baru saja dikirim.

Latihan Han Kuang ke-41 ini diselenggarakan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

China telah lama mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji akan merebutnya, termasuk dengan kekuatan militer jika diperlukan.

Militer China pun terus meningkatkan tekanannya terhadap Taipei, dilansir Newsweek.

China mengirimkan pesawat tempur hampir setiap hari melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Selama ini, Selat Taiwan berfungsi sebagai batas de facto antara kedua negara.

Tekanan semakin meningkat sejak pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te pada 24 Mei, yang oleh China dianggap sebagai seorang “separatis.”

LATIHAN MILITER TAIWAN - Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan di X, memperlihatkan latihan militer Han Kuang ke-41 pada Rabu, 9 Juli 2025. Pasukan Taiwan akan berlatih dengan HIMARS, sistem roket canggih buatan Amerika Serikat.
LATIHAN MILITER TAIWAN - Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan di X, memperlihatkan latihan militer Han Kuang ke-41 pada Rabu, 9 Juli 2025. Pasukan Taiwan akan berlatih dengan HIMARS, sistem roket canggih buatan Amerika Serikat. (Kementerian Pertahanan Taiwan)

Sementara itu, Amerika Serikat tetap menjadi pemasok utama senjata bagi Taiwan.

Namun demikian, AS mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” terhadap Taiwan.

Baca juga: Sosok Diplomat Muda Arya Daru, Kemlu: Menolong Anak Terlantar di Taiwan

Artinya, AS tidak secara tegas menyatakan apakah akan membela pulau tersebut jika diserang.

Tentang Latihan Militer Han Kuang 2025

Latihan pada Rabu mencakup simulasi keterlibatan penjaga pantai dan kapal paramiliter China dalam operasi zona abu-abu, yakni tindakan koersif yang belum mencapai level perang terbuka, menurut Kantor Berita Pusat Taiwan.

Untuk pertama kalinya, peserta Han Kuang akan berlatih menggunakan HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System), sistem roket buatan Amerika Serikat yang baru saja dikerahkan.

Latihan ini juga menampilkan rudal darat-ke-udara, anti-kapal, serta sistem senjata buatan dalam negeri lainnya.

Salah satu persenjataan yang tak kalah penting lainnya adalah tank M1A2T Abrams buatan AS, yang akan digunakan oleh militer Taiwan.

Tank Abrams tersebut dijadwalkan mengikuti latihan tembak langsung pada Kamis.

Namun, latihan itu dilakukan terpisah dari Han Kuang karena tank-tank tersebut belum secara resmi ditugaskan ke militer, menurut Kementerian Pertahanan.

Taiwan mengalokasikan dana sebesar 1,45 miliar dolar AS (sekitar Rp23,49 triliun) untuk membeli 108 unit tank Abrams.

Sebanyak 38 unit pertama telah dikirim pada Desember lalu, sementara 70 unit sisanya dijadwalkan tiba pada akhir tahun ini dan sepanjang 2026.

HIMARS AS - Foto ini diambil dari website resmi Angkatan Udara AS pada Kamis (6/3/2025) memperlihatkan para prajurit dari Batalyon 1, Resimen Artileri Medan 14, Brigade Penembak ke-214 berbaris untuk mengangkut kendaraan HIMARS M142 setelah berhasil menembakkan 12 roket di Fort Carson, Colorado pada 6 Maret 2015.
HIMARS AS - Foto ini diambil dari website resmi Angkatan Udara AS pada Kamis (6/3/2025) memperlihatkan para prajurit dari Batalyon 1, Resimen Artileri Medan 14, Brigade Penembak ke-214 berbaris untuk mengangkut kendaraan HIMARS M142 setelah berhasil menembakkan 12 roket di Fort Carson, Colorado pada 6 Maret 2015. (AF MIL/Foto Angkatan Udara AS/Prajurit Kelas 1 Nathan Clark)

Kata Pakar

Shu Hsiao-hung, peneliti asosiasi di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada Newsweek bahwa HIMARS dan tank Abrams secara khusus akan meningkatkan kapabilitas militer Taiwan.

“Mobilitas, akurasi, dan daya tembak mereka jauh melampaui persenjataan Taiwan yang ada,” ujar Shu.

“Dengan HIMARS dan Abrams, militer Taiwan dapat menyerang pasukan pendaratan PLA dari jarak lebih jauh dan dengan presisi yang lebih tinggi, secara bertahap melemahkan musuh dan menempatkan pasukan di lokasi yang tersebar untuk menghindari kehancuran akibat roket jarak jauh dan senjata serupa milik China.”

“Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya dan risiko bagi PLA untuk melakukan pendaratan, tetapi juga membuat perencanaan operasional Tiongkok jauh lebih kompleks.”

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Menurut Mayor Jenderal Tung Chi-hsing, Direktur Divisi Perencanaan Operasi Gabungan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, fokus utama selama tiga hari pertama latihan adalah mengantisipasi kemungkinan eskalasi aktivitas zona abu-abu oleh China menjadi invasi penuh, dikutip dari Focus Taiwan.

Baca juga: NATO Nyalakan Alarm, Kekuatan Militer Besar China Akan Seret Rusia Saat Serangan ke Taiwan

Latihan akan memasuki fase “pertempuran skala penuh” pada 13–18 Juli.

Fase ini mencakup simulasi pendaratan amfibi di wilayah pesisir serta pelatihan di pangkalan-pangkalan pantai.

Tiga hari terakhir akan difokuskan pada peperangan jangka panjang (prolonged warfare).

Para pejabat Taiwan menyatakan bahwa latihan Han Kuang tahun ini didesain dengan asumsi bahwa China akan melancarkan serangan pada 2027.

Tahun ini juga diperingatkan oleh mantan Kepala Komando Indo-Pasifik AS, Philip Davidson, sebagai waktu potensial serangan oleh China.

Namun, para pejabat AS meyakini bahwa meskipun Xi Jinping telah menginstruksikan PLA untuk siap merebut Taiwan pada tahun tersebut, bukan berarti ia pasti akan melakukannya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved