Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Wall Street Anjlok, Saham Otomotif Hingga Teknologi Terjun Bebas Imbas Tarif Impor Trump
Kebijakan pemangkasan tarif impor yang di berlakukan Trump membuat pasar saham bergejolak, hingga mayoritas indeksi Wall Street amblas berjamaah
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM – Pasar global kembali mengalami tekanan besar menyusul pengumuman Presiden Donald Trump mengenai tarif impor baru yang ditujukan kepada 14 negara mitra dagang AS, termasuk Indonesia.
Dalam sejumlah surat yang ditujukan kepada para pemimpin 14 negara, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat selama ini mengalami ketimpangan perdagangan yang merugikan, karena banyak negara memberlakukan tarif tinggi terhadap produk AS.
Sementara produk mereka bisa masuk ke pasar AS dengan tarif rendah atau bahkan tanpa bea masuk.
Alasan itu yang mendorong AS memberlakukan “tarif timbal balik” untuk menekan mitra dagang, guna membuka akses pasar lebih besar bagi produk AS.
Lewat kebijakan tersebut, nantinya ke-14 negara yang masuk dalam daftar penerima tarif untuk barang ekspor ke AS bakal dikenai bea tambahan mulai 1 Agustus 2025.
Pengumuman ini langsung mengguncang sentimen pasar, menyebabkan tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup di zona merah, dengan saham sektor teknologi dan otomotif menjadi yang paling terpukul.
Mengutip CNBC International, Indeks saham acuan Dow Jones Industrial Average turun 422,17 poin atau 0,94 persen dan berakhir pada 44.406,36 pada perdagangan Selasa (8/7/2025).
Penurunan serupa juga terjadi pada Indeks S&P 500 yang ikut amblas 0,79 persen dan ditutup pada 6.229,98. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,92 persen ditutup pada 20.412,52.
Penutupan tiga indeks utama Wall Street ini merupakan pencapaian terburuk sejak pertengahan Juni.
Adapun penurunan terjadi lantaran tarif impor dalam skala besar dianggap sebagai sinyal awal perang dagang.
Baca juga: Alasan Negara-negara Asia Terpukul usai Trump Berlakukan Tarif Impor, Analis Pertanyakan Manfaatnya
Ketika Trump menyatakan akan mengenakan tarif antara 25–40 persen terhadap berbagai produk dari negara mitra, pasar langsung mencemaskan gangguan besar terhadap rantai pasok internasional. Alhasil pasar melakukan aksi jual untuk mengantisipasi risiko jangka pendek.
Otomotif-Teknologi Paling Tertekan
Sejauh ini, saham teknologi memimpin penurunan setelah berita tersebut, dengan Apple dan Alphabet yang sama-sama turun hampir 1,7 persen.
Disusul Nvidia, Microsoft, Meta Platforms, dan Broadcom yang turut mencatatkan penurunan yang lebih kecil. Amazon naik tipis, melawan tren yang lebih luas.
Tak hanya sektor teknologi, industri otomotif juga ikut terpukul kebijakan Trump.
Dipimpin Tesla yang merosot 6,79 persen karena ketegangan kembali berkobar antara CEO-nya Elon Musk dan Trump.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.