Konflik Rusia Vs Ukraina
Trump Ngaku Frustrasi Usai Telepon Putin: Obrolan Dua Jam Hanya Kebuntuan, Cuma Buang Waktu!
Trump mengaku frustrasi lantaran pembicaraan via telepon dengan Putin selama dua jam berakhir buntu, gagal membawa terobosan perdamaian di Ukraina
Sebelum pembicaraan via telepon dengan Presiden Trump berakhir, Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan bahwa negara menolak untuk mengakhiri perang.
Rusia memandang Ukraina sebagai bagian dari “lingkup pengaruh historis”-nya sejak masa Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.
Ketertarikan Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa dinilai Kremlin sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Rusia.
Karena itu, Putin berkepentingan menciptakan zona penyangga antara Rusia dan negara-negara Barat.
Dengan menguasai wilayah timur dan selatan Ukraina, Rusia ingin memastikan tidak ada kekuatan asing yang mengancam dari perbatasan baratnya.
Meski mengalami kerugian militer dan sanksi ekonomi dari Barat, namun hal tersebut tak lantas membuat Rusia mundur.
Narasi bahwa Rusia tengah “melawan Barat” digunakan untuk memperkuat nasionalisme dan menekan oposisi. Lantaran mundur dari perang tanpa kemenangan konkret dapat merusak citra Putin sebagai pemimpin kuat dan dapat menggoyahkan stabilitas kekuasaannya.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.