Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Anggap Remeh Serangan AS ke Fasilitas Nuklirnya: Bom Tak Bisa Hilangkan Industri Nuklir Kami

Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami menganggap remeh serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

|
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Maxar Technologies/NDTV
FASILITAS NUKLIR IRAN - Pemandangan fasilitas nuklir Iran di Fordow pasca dibom Amerika Serikat berdasar citra satelit Maxar Technologies, Sabtu, 21 Juni 2025. Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami menyebut bom AS tak akan pernah bisa menghancurkan industri nuklir Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami menganggap remeh serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklirnya pada 22 Juni 2025 lalu.

Mohammad Eslami mengatakan, AS tak akan pernah bisa menghancurkan industri nuklir Iran hanya dengan pemboman.

Ia juga mengecam serangan militer Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai pukulan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Serangan militer terhadap situs nuklir Iran mengisyaratkan bahwa hukum rimba berlaku di dunia dan seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa kekuatan," katanya, dikutip dari Tasnim News.

Kepala AEOI menekankan bahwa industri nuklir Iran bukanlah sesuatu yang dapat dihilangkan dengan bom.

Hal tersebut karena merupakan industri dan teknologi dalam negeri yang tertanam di negara tersebut.

"Kemajuan dalam industri nuklir Iran akan terus berlanjut dengan pesat," ungkapnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa masih ada peluang untuk melakukan perundingan damai dengan AS.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan, meskipun negaranya diserang oleh AS dan Israel, upaya jalur belakang sedang dilakukan untuk memulai kembali pencarian solusi diplomatik.

Setelah gencatan senjata yang dideklarasikan oleh Donald Trump, Esmaeil Baqaei, juru bicara kementerian luar negeri Iran, mengatakan AS harus menunjukkan kesungguhan keinginannya untuk perdamaian.

"Diplomasi tidak boleh disalahgunakan atau digunakan sebagai alat penipuan atau sekadar semacam perang psikologis melawan musuh," katanya kepada Sky News.

Baca juga: Macron Ancam Iran setelah 2 Warga Prancis Dituduh Jadi Mata-mata Israel, Ditahan Sejak 2022

"Iran merasa diplomasi telah dikhianati," ungkapnya menambahkan.

Pembicaraan AS-Iran hampir dimulai kembali ketika Israel menyerang negaranya.

Dan Amerika telah melanggar hukum internasional dengan mendukung apa yang disebutnya "agresi Zionis".

Namun, Baqaei mengatakan "diplomasi tidak pernah berakhir, ada kontak, secara tidak langsung".

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved