Konflik Iran Vs Israel
Seperti Ucapan Trump, Menlu Araghchi Sebut Fasilitas Nuklir Fordow Iran Rusak Parah usai Diserang AS
Komunikasi Iran yang disadap meremehkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan AS terhadap program nuklir Iran.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan pengeboman Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir utama Iran di Fordow telah "merusak secara serius dan berat" fasilitas tersebut.
Komunikasi Iran yang disadap meremehkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan AS terhadap program nuklir Iran.
Hal ini sebagaimana laporan Washington Post pada Minggu (29/6/2025), mengutip empat orang yang mengetahui informasi intelijen rahasia yang beredar dalam pemerintahan AS.
Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu "benar-benar menghancurkan" program nuklir Iran.
Namun, pejabat AS mengakui perlu waktu untuk membuat penilaian lengkap atas kerusakan yang disebabkan oleh serangan militer AS akhir pekan lalu.
"Tidak seorang pun tahu persis apa yang terjadi di Fordow."
"Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah fasilitas-fasilitas tersebut telah rusak parah dan parah," kata Araghchi dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Selasa (1/7/2025).
“Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran saat ini sedang melakukan evaluasi dan penilaian, yang laporannya akan diserahkan kepada pemerintah," jelasnya.
Pernyataan Trump
Pada Rabu (25/6/2025), Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa Israel mengirim agen ke lokasi nuklir Fordow milik Iran setelah AS menyerangnya awal minggu ini.
Trump menegaskan bahwa serangan itu berhasil.
Trump juga memperingatkan bahwa ia bersedia menyerang lagi jika Iran mencoba menghidupkan kembali program pengayaannya.
Baca juga: Trump Sesumbar Bisa Tekan Iran: Apa pun yang Kami Mau, Kami akan Dapatkan
"Anda tahu mereka memiliki orang-orang yang masuk ke sana setelah serangan itu, dan mereka mengatakan itu adalah penghancuran total," kata Trump kepada wartawan di pertemuan puncak NATO di Den Haag, berbicara tentang pemboman Fordo, dikutip dari The Times of Israel.
"Israel sedang membuat laporan tentang hal itu sekarang, saya dengar, dan saya diberi tahu bahwa mereka mengatakan itu adalah pemusnahan total."
"Saya yakin itu adalah pemusnahan total, dan saya yakin mereka tidak punya kesempatan untuk mengeluarkan apa pun karena kami bertindak cepat," terangnya.
Sebagai informasi, laporan intelijen AS yang bocor minggu ini mengisyaratkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran tidak menghancurkan komponen bawah tanahnya, dan bahwa sebagian besar persediaan uranium yang diperkaya milik Iran mungkin telah diselundupkan keluar dari lokasi tersebut sebelum dibom.
Namun, Gedung Putih telah menolak temuan laporan tersebut, sekaligus mengutuk kebocoran tersebut.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah AS akan melancarkan lebih banyak serangan jika Teheran membangun kembali fasilitas pengayaan uraniumnya, Trump berkata, "Tentu saja. Namun saya tidak perlu khawatir tentang itu. Itu sudah terjadi selama bertahun-tahun."
Lalu, terkait berapa lama menurutnya program nuklir Iran telah mengalami kemunduran, Trump berkata: “Menurut saya pada dasarnya sudah puluhan tahun, karena menurut saya mereka tidak akan pernah melakukannya lagi. Menurut saya mereka sudah muak. Maksud saya, mereka baru saja melewati masa sulit. Mereka sudah muak.”
"Hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah memperkaya sesuatu saat ini," imbuh Trump.
"Mereka ingin memulihkannya."
“Mereka tidak akan memiliki bom dan mereka tidak akan memperkayanya,” tegas dia.
Baca juga: Iran Diduga Angkut Ranjau Laut ke Teluk Persia, Israel-AS Khawatir Selat Hormuz akan Ditutup
Trump membandingkan pengeboman AS terhadap tiga lokasi nuklir Iran dengan senjata nuklir yang dijatuhkan Amerika di Jepang untuk mengakhiri Perang Dunia II.
“Serangan itu mengakhiri perang. Serangan itu mengakhiri perang. Saya tidak ingin menggunakan contoh Hiroshima, saya tidak ingin menggunakan contoh Nagasaki, tetapi pada dasarnya hal yang sama yang mengakhiri perang itu. Ini mengakhiri itu, ini mengakhiri perang itu. Jika kita tidak menghancurkannya, mereka akan berperang sekarang.”
“Saya pikir pada akhirnya kita akan memiliki semacam hubungan dengan Iran,” paparnya.
Di sisi lain, para pejabat Israel mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Kan, menanggapi komentar Trump, bahwa mereka tidak mengetahui adanya operasi Israel di fasilitas nuklir Fordow setelah serangan tersebut.
Adapun Israel dan Iran terlibat konflik terbuka pada 13 Juni 2025 ketika Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan para pemimpin militer Iran, ilmuwan nuklir, lokasi pengayaan uranium, dan program rudal balistik.
Israel mengatakan bahwa operasi itu diperlukan untuk mencegah Republik Islam mewujudkan rencananya untuk menghancurkan negara Yahudi tersebut.
Pada 22 Juni 2025, AS menyerang fasilitas nuklir utama Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan lebih dari 550 rudal balistik dan sekitar 1.000 pesawat nirawak ke Israel.
Rudal menghantam gedung apartemen, dua universitas, dan sebuah rumah sakit, yang menyebabkan kerusakan parah.
Iran juga menembaki pangkalan AS di Qatar setelah serangan Amerika.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.