Selasa, 7 Oktober 2025

Korea Selatan Diserbu Kutu Cinta, Warga Terganggu Meski Sebenarnya Tidak Berbahaya

Kutu cinta menginvasi Seoul, Korea Selatan. Sejumlah warga mengeluhkan keberadaan serangga itu meski sebenarnya tidak berbahaya.

Tangkap layar YouTube KOREA NOW
INVASI KUTU CINTA - Kolase tangkap layar YouTube KOREA NOW 1 Juli 2025, memperlihatkan laporan mengenai invasi lovebugs di Korea Selatan. Sejumlah warga mengeluhkan keberadaan serangga itu meski sebenarnya tidak berbahaya. 

Kutu cinta merupakan spesies invasif.

Di Korea Selatan, serangga ini mulai muncul pada tahun 2015, ketika telurnya ditemukan di Incheon.

Populasinya mulai meningkat tajam sejak 2022.

Serangga ini diyakini berasal dari China bagian utara, karena hasil uji genetik menunjukkan kemiripan dengan spesies yang ditemukan di wilayah seperti Shandong.

Nama kutu cinta berasal dari kebiasaan jantan dan betina yang tetap menempel satu sama lain saat terbang dan kawin.

Larva kutu cinta membantu menguraikan bahan organik di dalam tanah dan menyuburkannya, sehingga dianggap bermanfaat dan tidak termasuk dalam daftar hama yang perlu dikendalikan.

Kutu cinta dewasa juga mengeluarkan zat asam untuk mengusir predator seperti katak dan kodok.

Beberapa distrik, seperti Mapo, memilih menyemprotkan air alih-alih menggunakan insektisida dalam penanganannya.

Menurut data pemerintah kota Seoul, jumlah pengaduan terkait kutu cinta meningkat tajam, dari 4.418 pada 2022, menjadi 5.600 pada 2023, dan 9.296 pada tahun lalu.

Baru-baru ini, foto dan video yang memperlihatkan tumpukan kutu mati setinggi lebih dari 10 sentimeter di jalur pendakian Gunung Gyeyang, Incheon, beredar di media sosial.

Baca juga: Masyarakat Diminta Tak Salah Paham soal  Wacana Serangga Jadi Sumber Protein di Program MBG

“Dibanding dua tahun terakhir, jumlah kutu cinta meningkat drastis akhir pekan lalu di gunung tersebut,” kata pejabat distrik Gyeyang, Wang Hyeon-jeong, Selasa (1/7/2025), dikutip dari PBS News.

Gunung setinggi 395 meter itu diduga menyediakan kondisi cuaca panas dan lembap yang ideal bagi kutu cinta, menurut Kementerian Lingkungan Hidup.

Faktor inilah yang mungkin mendorong lonjakan populasi.

Di Seoul dan wilayah lain, belum dapat dipastikan apakah jumlah kutu cinta tahun ini benar-benar lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kementerian menyatakan akan meninjau tingkat keparahan kasus tahun ini setelah populasi kutu cinta mulai menghilang, kemungkinan sekitar pertengahan Juli.

Mengenal Lovebug

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved