Konflik Palestina Vs Israel
Trump Yakin Gencatan Senjata Gaza Bisa Tercapai Minggu Depan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Jumat (27/6/2025) menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza akan segera tercapai.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Jumat (27/6/2025) menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza akan segera tercapai.
Dalam pernyataan kepada wartawan di Ruang Oval, Trump mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mungkin dapat tercapai dalam waktu dekat.
“Saya kira sudah dekat,” ujar Trump ketika ditanya seberapa jauh pembicaraan telah berkembang, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Ia memperkirakan bahwa gencatan senjata mungkin akan terjadi pada minggu depan.
“Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang yang terlibat... Kami pikir dalam minggu depan kita akan mencapai gencatan senjata," katanya.
Ia menyebut situasi di Gaza sebagai “mengerikan” dan mendesak adanya penyelesaian segera.
Namun, menurut laporan media Timur Tengah Al-Araby Al-Jadeed, upaya mediasi AS menghadapi hambatan serius.
Seorang sumber AS yang terlibat dalam proses mengatakan bahwa pembicaraan masih menemui jalan buntu, terutama karena penolakan Hamas terhadap usulan terakhir yang diajukan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dikutip dari The New Arab.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tetap kukuh menolak setiap proposal yang mencantumkan frasa 'mengakhiri perang'.
Meski mengalami kemajuan, Trump disebut hanya bersedia menjamin satu hal: bahwa gencatan senjata akan berlangsung penuh selama 60 hari, sebagaimana diatur dalam proposal Witkoff.
Usulan tersebut mencakup 13 klausul, namun amandemen yang mungkin dilakukan hanya akan menyentuh frasa tertentu tanpa mengubah substansi keseluruhan.
Baca juga: Israel Bombardir Tenda Tewaskan 78 Pengungsi Gaza, Keruk Tanah Selamatkan yang Terkubur Hidup-hidup
Isu utama yang menjadi kekhawatiran Hamas adalah bahwa Israel bisa memperoleh separuh dari jumlah tawanan tanpa memberikan konsesi berarti seperti komitmen untuk mengakhiri perang.
Dalam rancangan kesepakatan, delapan tawanan akan dibebaskan pada hari pertama, dan dua lainnya pada hari ke-50. Hamas masih mempertimbangkan usulan ini.
Sumber tersebut juga mengungkap bahwa Netanyahu tidak bisa secara politik menerima klausul “mengakhiri perang” karena akan mengancam kelangsungan pemerintahannya.
Dalam pembicaraannya dengan Witkoff, Netanyahu dikabarkan menyatakan bahwa menerima frasa tersebut akan membuat koalisi pemerintahannya runtuh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.