Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kelompok Bantuan Sebut PBB Bohong soal Jumlah Angka Warga Gaza yang Tewas Cari Makanan

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) menyebut PBB berbohong soal perilisan jumlah angka warga Palestina yang tewas mencari makanan.

YouTube DW
ANGKA KEMATIAN - Tangkapan layar yang diambil pada Jumat (27/6/2025) menunjukkan momen di mana warga Gaza tengah mengambil bahan makanan. Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung Israel dan Amerika Serikat, menyebut PBB berbohong mengenai jumlah angka kematian warga Gaza saat mencari makanan. 

TRIBUNNEWS.COM - Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) menyebut angka-angka yang dirilis PBB mengenai warga Palestina yang tewas akibat mencari makanan adalah bohong.

PBB mengatakan sedikitnya 410 warga Palestina tewas saat mencari makanan sejak Israel mencabut blokade bantuan selama 11 minggu.

Sementara Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut warga yang tewas akibat mencari makanan berjumlah 549 orang.

Direktur Eksekutif GHF, Johnnie Moore mengatakan kepada Sky News bahwa ada "kampanye disinformasi" yang "dimaksudkan untuk menghentikan upaya GHF" di Jalur Gaza.

Moore mengatakan kelompok bantuannya telah mengirimkan lebih dari 44 juta makanan kepada warga Gaza sejak mulai beroperasi pada bulan Mei 2025.

Kelompok kontroversial tersebut, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat, telah ditolak oleh PBB dan kelompok bantuan lainnya, yang menolak bekerja sama dengan GHF.

Badan-badan bantuan mengklaim Israel menjadikan makanan sebagai senjata, dan sistem distribusi baru menggunakan GHF tidak akan efektif dan akan menyebabkan semakin banyaknya pengungsian warga Palestina.

Mereka juga berpendapat GHF akan gagal memenuhi kebutuhan lokal dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang melarang pihak yang bertikai mengendalikan bantuan kemanusiaan.

GHF mendistribusikan paket makanan, yang mereka katakan dapat memberi makan 5,5 orang selama 3,5 hari, di empat lokasi, sebagian besar di ujung selatan Gaza.

Ribuan warga Palestina berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai pusat bantuan dan harus melewati zona militer Israel.

Para saksi mata mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara teratur melepaskan tembakan bertubi-tubi untuk mengendalikan massa.

Baca juga: Lokasi Bantuan di Gaza Menjadi Perangkap Maut, Korban Jiwa dan Warga yang Hilang Terus Meningkat

Baik angka dari PBB maupun Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan ratusan orang telah terbunuh atau terluka.

Menanggapi pernyataan Moore, Rachael Cummings, kepala tim Save the Children di Gaza, mengatakan bahwa orang-orang di Gaza "dipaksa mengambil keputusan untuk mengambil makanan dari titik distribusi makanan yang dimiliterisasi dan didukung Amerika dan Israel".

"Kami sama sekali tidak membantah adanya korban di Jalur Gaza. Maksud saya, tidak ada gencatan senjata. Ini adalah konflik yang masih berlangsung," kata Moore.

"Saya pikir orang-orang mungkin tidak memahami dengan jelas apa artinya menjalankan operasi kemanusiaan dalam skala ini, di lingkungan yang kompleks ini, di sebidang tanah sekecil Jalur Gaza, dan mungkin tidak menyadari bahwa hampir semua hal yang terjadi di Jalur Gaza akan terjadi di dekat sesuatu," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan