Jumat, 3 Oktober 2025

Kunjungan Presiden Ke Luar Negeri

Cerita Mahasiswa Indonesia di Balik Suksesnya Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia

Intip peran aktif WNI khususnya mahasiswa dalam memperlancar agenda Presiden Prabowo dalam kunjungannya ke St. Petersburg, Rusia.

(Dok pribadi Teguh Imanullah untuk Tribun).
PRABOWO DI RUSIA - Presiden Prabowo Subianto bersama Mahasiswa warga negara Indonesia di St Petersburg Rusia, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunjungan Presiden Prabowo ke Federasi Rusia beberapa hari yang lalu bisa dibilang sangat historis. 

Hal ini menunjukkan peran stretegis Indonesia di tengah gempuran geopolitik dunia saat ini. 

Selain menjadi pembicara utama pada St. Petersburg International Economic Forum 2025, yang menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, 3-4 kalau lebih besar daripada World Economic Forum di Davis, Swiss. 

Pemerintah Indonesia pada akhirnya menandatangani deklarasi untuk ‘menaikkelaskan’ hubungan diplomatik kedua negara menjadi ‘mitra strategis’ dan dilanjutkan dengan penandatanganan kesepahaman di Istana Konstatinovskiy dalam beberapa bidang kerjasama.

Di antaranya, pendidikan tinggi, riset dan teknologi yang diwakili oleh Kemristekdikti, penerbangan langsung Indonesia-Rusia yang diwakili oleh Kemlu, teknologi informasi, komunikasi, digital dan media massa yang diwakili oleh Kemkomdigi, dan platform investasi Indonesia-Rusia yang diwakili oleh BPI Danantara. 

Baca juga: Prabowo Promosikan Danantara di Hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin

Dalam gemerlap dan produktifnya kunjungan Presiden Prabowo ke St. Petersburg, tentunya tidak lepas dari peran aktif WNI yang tinggal di kota itu.

Khususnya mahasiswa yang memperlancar agenda Presiden selama kunjungannya. 

Mahasiswa Indonesia turut berperan sebagai volunteer-translator dalam setiap kegiatan. 

Adapun mahasiswa-mahasiswa tersebut ialah Teguh Imanullah (S3, Peter the Great St. Petersburg Polytechnic University), Alvin Pratama (S2, Peter the Great St. Petersburg Polytechnic University), Irvan Haq (Spesialis, St. Petersburg State Mining University), Reynhard Marcello (S1, St. Petersburg State University of Industrial Technologies and Design).

Muhamad Albani (S3, ITMO University), Safina Lutfiah Zahro (S2, MGIMO University), Althaf Kusuma (S1, ITMO University), Zaid (Fakultas Persiapan Bahasa, Russian State Hydrometeorological University) dan Shafda Alam (S1, St. Petersburg State University of Industrial Technologies and Design). 

Baca juga: Bertemu Putin, Prabowo Sebut Hubungan Indonesia-Rusia Semakin Meningkat

Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di atas diperbantukan dalam koordinasi bidang hotel dan akomodasi; penyediaan jamuan; skadron udara 17; biro pers; sekretaris pribadi Presiden; kendaraan, rangkaian dan tim utama Presiden.

Terdapat dua jalur koordinasi untuk kegiatan penyambutan dan kunjungan Presiden Prabowo di St. Peterburg. 

Pertama, melalui jalur Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow yang berada pada naungan Kementerian Luar Negeri RI. 

Kedua, melalui Sekretariat Presiden RI yang berada pada naungan Kementerian Sekretariat Negara RI. 

Dalam hal ini, mahasiswa-mahasiswa yang menjadi volunteer-translator dikoordinasikan langsung melalui jalur Sekretariat Presiden untuk diperbantukan sebagai volunteer pada tim inti Sekretariat Presiden atau tim advance atas rekomendasi Ketua Diaspora Indonesia di St. Peterburg Andre Septiyanto. 

Dengan pertimbangan, kemampuan bahasa dan kemampuan teknis lapangan yang sangat baik. 

Sehingga, mayoritas mahasiswa yang membantu adalah mahasiswa tingkat akhir/S2/S3 yang sudah lama tinggal di Rusia.

"Sebagai bagian dari tim advance/tim inti Sekretariat Presiden, kami membantu dalam setiap komunikasi dan koordinasi kepada staf lokal menggunakan keahlian bahasa Rusia. Kami diikutsertakan sedari awal. Mulai dari survei bandara ketibaan dan keberangkatan, kamar Presiden, Istana Konstatinovskiy, keadaan mobil Aurus, hingga kondisi makanan dan keseharian Presiden selama di hotel dan St. Petersburg. Jujur ini pengalaman yang sangat asyik dan tak terlupakan,” tutur Teguh Imanullah, salah satu volunteer-translator yang ikut serta dalam kunjungan Presiden kepada Tribunnews, Jumat (27/6/2025).

“Dan jangan lupa mampir di St. Petersburg lagi untuk Bapak Presiden,” sambung dia.

TATAP MUKA - Presiden Prabowo Subianto bertatap muka dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Istana Constantine atau Konstantinovsky Rusia, Kamis, (19/6/2025). Pada kesempatan itu, Putin menyatakan negaranya siap menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang nuklir.
TATAP MUKA - Presiden Prabowo Subianto bertatap muka dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Istana Constantine atau Konstantinovsky Rusia, Kamis, (19/6/2025). Pada kesempatan itu, Putin menyatakan negaranya siap menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang nuklir. (Sekretariat Presiden/HO)

Selain itu, Andre Septiyanto selaku Ketua Diaspora Indonesia di St. Peterburg juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa dan tim advance Sekretariat Presiden sangat terbantu dengan adanya dukungan mahasiswa.

Berikutnya tak kalah menarik adalah perbantuan untuk makanan Presiden yang salah satunya adalah Rumah Makan ‘Kalpataru’.

Sebuah rumah makan pertama Indonesia di Rusia yang pemilik dan seluruh konsepnya ‘asli Indonesia’.

Mulai dari disain interior, musik pengiring hingga personil dapur. 

Arief Santoso selaku alumni dari St. Petersburg State University of Industrial Technologies and Design sekaligus sebagai pemilik restoran ini merasa sangat bangga turut ikut serta menyukseskan kunjungan bersejarah Presiden RI.

"Sebagai restoran Indonesia pertama di St. Petersburg, kami bangga bisa menginisiasi projec ini. Dengan adanya kunjungan Presiden, kiranya pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada UMKM Indonesia yang berada di luar negeri agar kita bersama dapat memperkenalkan dan memperkuat gastronomi dan budaya Indonesia kepada masyarakat lokal Rusia,” ucap Arief Santoso.

Tim Kalpataru sendiri melambangkan kolaborasi unik antara orang Indonesia dan Rusia serta mencerminkan contoh nyata ‘people-to-peole contact diplomacy’ yang beranggotakan Nikolay Ivanov (Stakeholder), Daria Andreeva (Stakeholder), Elisabeth Rastiana Kovalova (Head Chef), Bilqist Hurin Firdaus (Assistant Chef), Raffy Ragahanda, Muhammad Faris Ashari, Muhammad Abid Syakur – mahasiswa Indonesia di Peter the Great St. Peterburg Polytechnic University sekaligus sebagai Assistant Chef, Steward dan Butcher.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved