Senin, 29 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Israel 'Pamerkan' Sekutu Aliansi Abraham pada Billboard di Tel Aviv: Presiden Suriah, UEA hingga AS

Reklame bergambar para pemimpin regional yang saat ini berada di Timur Tengah, termasuk Presiden Donald Trump, di samping kata-kata "Aliansi Abraham.

Ist/X
ALIANSI ABRAHAM - Sebuah papan reklame baru yang diresmikan di Israel, Rabu (25/6/2025) menampilkan gambar para pemimpin regional yang saat ini berada di Timur Tengah, termasuk Presiden Donald Trump hingga Muhammad Bin Salman di samping kata-kata "Aliansi Abraham". 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah papan reklame baru yang menarik perhatian diresmikan di Israel pada hari Rabu (25/6/2025).

Reklame itu menampilkan gambar para pemimpin regional yang saat ini berada di Timur Tengah, termasuk Presiden Donald Trump, di samping kata-kata "Aliansi Abraham": Saatnya untuk Timur Tengah Baru."

Selain Trump, terlihat wajah pemimpin negara Arab, seperti Presiden Suriah, Presiden Mesir, Putra Mahkota Arab Saudi, Pemimpin Uni Emirat Arab, Oman, hingga Raja Yordania.

Papan reklame yang disponsori oleh Koalisi Keamanan Regional tersebut mencerminkan harapan yang tumbuh di antara sebagian warga Israel untuk normalisasi regional. 

Visi tersebut mencakup potensi kerja sama dengan negara-negara seperti Arab Saudi, Lebanon, dan Suriah.

Itu adalah ide yang sebelumnya didukung Trump, dan beberapa kelompok lokal berharap dia akan memprioritaskannya lagi jika diberi kesempatan.

Menurut situs webnya, Koalisi Keamanan Regional mengadvokasi "tatanan regional baru di Timur Tengah yang akan berfungsi sebagai perisai besi terhadap ancaman Iran dan proksinya, demi keamanan Israel."

Rencana Perisai Abraham bertujuan untuk memanfaatkan momentum diplomatik saat ini untuk mengamankan keamanan dan stabilitas jangka panjang Israel.

Normalisasi tetap menjadi fokus utama di Israel, terutama setelah Trump mendorong perannya dalam menengahi gencatan senjata antara Iran dan Israel selama pertemuan puncak NATO baru-baru ini.

Reaksi Warga Iran

Sementara gencatan senjata Iran dan Israel setelah "perang 12 hari", telah membawa sedikit kelegaan bagi beberapa warga Iran, namun membuat yang lain bertanya-tanya apakah realitas di lapangan berubah.

"Sudahkah benar-benar berakhir? Atau akankah mereka menyerang lagi?" Mina, seorang konsultan penjualan dan pemasaran berusia 36 tahun, bertanya-tanya, tidak yakin apakah harus merasa bahagia atau berhati-hati.

"Saya ingin percaya bahwa ini nyata. Saya ingin perang berakhir. Begitu banyak orang tak bersalah meninggal. Begitu banyak kehidupan hancur. Saya hanya berharap pengeboman akhirnya berakhir," katanya kepada Middle East Eye.

Tidak membantu bahwa setelah pengumuman Trump, kedua belah pihak sempat terus melakukan serangan balik, memaksa banyak orang untuk meragukan apakah gencatan senjata akan bertahan. 

Sebelumnya Presiden Iran Masoud Pezeshkian sejak itu mengisyaratkan bahwa konflik telah berakhir, asalkan Israel tidak melanggar gencatan senjata, dan menyebut tindakan militer Iran sebagai "kemenangan besar".

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan