Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Eks Putra Mahkota Iran, Reza Pahlavi Bantah Isu 'Unfollow Trump' usai Gencatan Senjata Iran-Israel

Putra Shah Iran terakhir, Reza Pahlavi bantah berita soal 'Unfollow Trump' usai kecewa karena gencatan senjata Iran-Israel, gagal tumbangkan Khamenei.

Editor: Nuryanti
YouTube Official Reza Pahlavi
PUTRA SHAH IRAN - Tangkapan layar YouTube Official Reza Pahlavi diambil pada Rabu (25/6/2025), memperlihatkan Putra Shah Iran terakhir, Reza Pahlavi, mengatakan rezim Iran Ali Khamenei akan segera tumbang, dalam tayangan pada 18 Juni 2025. Pada 24 Juni 2025, Reza Pahlavi membantah berita bahwa ia unfollow akun Trump di Instagram setelah gencatan Israel-Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan putra mahkota kerajaan Iran, Reza Pahlavi (64), membantah berita bahwa ia unfollow akun Instagram Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah gencatan senjata Israel dan Iran diumumkan pada Selasa (24/6/2025).

Putra sulung mendiang Shah Mohammad Reza Pahlavi itu menulis dalam unggahan di X, "Ini berita hoax," sambil melampirkan tangkapan layar cuitan reporter BBC Persia bernama Siavash Ardalan dengan akun @BBCArdalan.

Menanggapi bantahan tersebut, akun tersebut menulis cuitan baru, "Kantor Reza Pahlavi mengumumkan bahwa berita bahwa ia unfollow Trump dan referensi saya terhadap berita tersebut tidak benar. Jadi, saya mengoreksinya dengan permintaan maaf."

Sebelumnya, Siavash Ardalan menulis laporan bahwa Reza Pahlavi unfollow akun Trump setelah Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran, menyoroti kekecewaan penerus dinasti Pahlavi akan runtuhnya kesempatan untuk kembali memerintah Iran.

Selain itu, tidak ada bukti bahwa Reza Pahlavi pernah mengikuti akun Trump di Instagram sebelumnya.

Reza Pahlavi Ingin Pimpin Iran jika Ali Khamenei Digulingkan

Reza Pahlavi, penerus dinasti Pahlavi yang diasingkan dari Iran sejak revolusi Islam tahun 1979, kini hidup di Maryland, Amerika Serikat.

Ia bersama keluarganya membentuk gerakan oposisi anti rezim Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, seperti diberitakan Politico.

Berharap mendapat dukungan AS dan Barat, Reza Pahlavi mempromosikan gerakan perubahan rezim Iran dan berharap dapat mengembalikan kerajaan Iran.

Setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu, 22 Juni 2025, Trump sempat menyerukan perubahan rezim Iran, yang berarti menggulingkan kekuasaan Ali Khamenei.

“(Jika) Rezim Iran saat ini tidak dapat MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak akan ada perubahan Rezim??? MIGA!!!” tulis Trump dalam posting media sosial Truth Social pada hari Minggu (22/6/2025).

Baca juga: Trump kepada Netanyahu: Misi AS Berakhir setelah Bantu Israel Ngebom Fasilitas Nuklir Iran

Menanggapi pernyataan Trump, Reza Pahlavi merilis pernyataan dalam sebuah tayangan video pada hari Senin, 23 Juni 2025 melalui akun Instagramnya, @officialrezapahlavi.

Reza Pahlavi menawarkan dirinya sebagai pemimpin sementara untuk mengambil alih pemerintahan Iran jika Ali Khamenei digulingkan.

Ia juga meminta dukungan Barat secara penuh terhadap pergantian rezim di Iran.

“Ini adalah momen Tembok Berlin kita,” Pahlavi menyatakan. 

Ia mengenakan kemeja putih, dasi biru, dan setelan rapi dengan pin kerah berbentuk Iran

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved