Sabtu, 4 Oktober 2025

Situs Reservasi Akomodasi Online Ditegur Pemerintah Jepang karena Banyak Keluhan Masyarakat

Agoda mengumumkan langkah-langkah kepada Badan Pariwisata Jepang pada bulan April 2025,  tetapi masalahnya tetap tidak hilang di bulan Juni ini

|
Editor: Eko Sutriyanto
Foto Richard Susilo
DIKOMPLAIN PENGGUNA - Situs reservasi online Agoda Jepang yang jadi sorotan banyak komplain dari masyarakat Jepang saat ini 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Agoda yang melayani permintaan reservasi online dari masyarakat, kemarin (23/6/2025) mendapat teguran keras dari  pemerintah Jepang khususnya dari Badan Pariwisata Jepang dan meminta agar segera melakukan perbaikan pelayanannya.

"Badan Pariwisata Jepang telah meminta perusahaan Jepang Agoda yang mengoperasikan situs reservasi akomodasi online Agoda untuk meningkatkan operasinya pada bulan Maret, dengan alasan masalah yang sering terjadi dengan wisatawan, seperti kamar yang dipesan tidak diamankan," ungkap sumber Tribunnews.com di badan tersebut.

"Agoda mengumumkan langkah-langkah kepada Badan Pariwisata Jepang pada bulan April 2025,  tetapi masalahnya tetap tidak hilang di bulan Juni ini, ungkapnya lagi.

 "Jika tidak ada perbaikan drastis, dapat menyebabkan sanksi administratif," tekannya.

Menurut hotel-hotel besar, ada banyak masalah ketika inbound (pengunjung ke Jepang) yang telah membayar biaya akomodasi dan melakukan reservasi hanya menemukan bahwa kamar belum diamankan sampai mereka tiba di hotel atau ryokan. 

Baca juga: WNI Penopang Lansia di Jepang Ditangkap karena Mengemudi Tanpa SIM dan Gunakan Dokumen Palsu

Dalam kasus lain, telah ditemukan bahwa informasi akomodasi seperti tanggal reservasi dan tipe kamar berbeda dari yang dijual hotel.

Seorang warga Jepang, Yoshiko,  yang mem booking lewat Agoda mengungkapkan kepada Tribunnews.com.

"Apa yang dibooking suka lain dengan kenyataan. Misalnya diminta kamar tanpa rokok bed besar ternyata kamarnya bau rokok bednya juga kecil," katanya.

Badan Pariwisata Jepang menentukan bahwa Agoda tidak mematuhi syarat dan ketentuan kontrak dengan pelanggan berdasarkan Undang-Undang Agen Perjalanan dan bahwa mereka gagal bayar. 

Bahkan jika hotel mengambil langkah-langkah alternatif seperti ganti kamar atas permintaan Agoda, kemudian Agoda akan tetap gagal bayar. 

Permintaan perbaikan bisnis tidak dipublikasikan karena bukan sanksi administratif.

Bukan hanya Agoda, booking online lain yang berasal dari luar Jepang juga mendapat sorotan keras saat ini dari badan tersebut karena mulai muncul komplain dari masyarakat Jepang.

"Paling baik booking online dari situs milik Jepang sendiri sehingga kalau ada permasalahan cepat diselesaikan mengingat semuanya berada di dalam Jepang dan target kunjungan juga di dalam Jepang," saran pejabat dari badan tersebut.

Kasus yang jelas terungkap dari jaringan hotel besar Toyoko Inn di Jepang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved