Senin, 29 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Presiden AS Donald Trump Akui Sulit Bujuk Israel Setop Serangan ke Iran

Donald Trump menyatakan sulit untuk meminta Israel menghentikan serangan udaranya ke Iran meskipun AS memiliki opsi solusi diplomatik akhiri konflik

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Facebook The White House
TRUMP DI GEDUNG PUTIH - Foto diambil dari Facebook The White House, Sabtu (21/6/2025). Ia menyebut sulit untuk meminta Israel menghentikan serangan udaranya ke Iran meskipun AS memiliki opsi solusi diplomatik akhiri konflik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan sulit untuk meminta Israel menghentikan serangan udaranya ke Iran meskipun Negeri Paman Sam memiliki opsi solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik.

Trump juga menolak keterlibatan Eropa secara diplomatik.

Ini karena Iran hanya mau berbicara dengan AS soal kesepakatan program nuklir.

“Mereka tidak membantu, Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kami,” kata Trump dikutip dari Kantor Berita Pemerintah China, Xinhua, Sabtu (21/6/2025).

Sebelumnya Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce menyebut dirinya tidak bisa berspekulasi soal apakah Trump akan menekan gencatan senjata antara Iran dan Israel untuk memungkinkan dimulainya pembicaraan nuklir AS-Iran.

Baca juga: Erdogan Yakin Israel Ogah AS dan Iran Mesra dengan Luncurkan Serangan Dadakan untuk Rusak Diplomasi

Di sisi lain Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan, jika agresi rezim Israel tidak disetop, Iran akan memberi tanggapan yang lebih keras dan membuat zionis menyesal telah menyerang Teheran.

Masoud pun menyebut bahwa penghentian tanpa syarat perihal agresi Israel terhadap Iran adalah cara satu-satunya untuk mengakhiri perang.

Baca juga: Iran Skeptis, Sulit Percaya AS Lagi setelah Israel Mulai Perang, sebut Negosiasi Nuklir Cuma Kedok

Ini karena Iran enggan menghentikan serangan balasannya jika Israel tidak menyetop serangannya duluan.

Iran menyinggung Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berisi hak membela diri jika diserang.

“Kami selalu mencari perdamaian dan ketenangan, tetapi satu-satunya cara untuk mengakhiri perang yang dipaksakan dalam kondisi saat ini adalah penghentian tanpa syarat agresi musuh dan jaminan pasti untuk mengakhiri perang selamanya,” kata Masoud.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan