Konflik Iran Vs Israel
Rusia Minta AS Tak Ikut Campur dalam Perang Israel-Iran: Itu Keputusan Berbahaya
Rusia memperingatkan AS agar tidak ikut campur dalam perang Israel-Iran. Rusia menyebut itu dapat menjadi keputusan yang berbahaya.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak melakukan intervensi militer terhadap Iran.
Peringatan ini disampaikan di tengah spekulasi bahwa AS mungkin akan memasuki perang di pihak Israel untuk membantu sekutunya tersebut melawan Iran.
"Kami ingin memperingatkan Washington, khususnya, agar tidak melakukan intervensi militer dalam situasi ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah konferensi pers di St. Petersburg, Kamis (19/6/2025).
"Ini akan menjadi langkah yang sangat berbahaya dengan konsekuensi negatif yang tidak dapat diramalkan," lanjutnya, seperti diberitakan RIA Novosti.
Terkait perang tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Kamis.
Keduanya mengutuk serangan Israel terhadap Iran, menyebut cara militer bukan hal yang tepat untuk melenyapkan program nuklir Iran.
"Moskow dan Beijing yakin situasi saat ini tidak dapat diselesaikan dengan kekerasan. Solusi ini dapat dan harus dicapai secara eksklusif melalui cara politik dan diplomatik," kata penasihat diplomatik Presiden Rusia Vladimir Putin, Yuri Ushakov, mengatakan pada konferensi pers setelah panggilan tersebut.
Xi Jinping mendesak pihak-pihak yang berkonflik, khususnya Israel, untuk menghentikan serangannya sesegera mungkin guna mencegah terjadinya eskalasi perang yang lebih luas.
Sementara itu, Putin menawarkan Rusia untuk menengahi perundingan perdamaian Iran dan Israel.
Namun, tawaran tersebut tidak mendapat dukungan dari kedua pihak yang berkonflik.
Di sisi lain, sekutu Israel, Trump, tidak menolak atau menerima tawaran Rusia tersebut.
Baca juga: 2 Minggu Lagi, Trump Akan Buat Keputusan Apakah AS Ikut Perang Israel-Iran atau Negosiasi
Trump Ancam Serang Iran
Presiden AS Donald Trump tidak mengesampingkan kemungkinan negaranya memasuki perang untuk membantu sekutunya, Israel, melemahkan program nuklir Iran.
AS menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran berulang kali membantahnya.
Sebelumnya, Trump mengisyaratkan pada Rabu (18/6/2025) bahwa AS dapat menyerang fasilitas nuklir Iran jika Iran tidak menerima ultimatum terakhirnya.
Trump mengingatkan bahwa ia telah memberi waktu 60 hari kepada otoritas Iran untuk menyelesaikan perundingan nuklir dengan AS, tetapi mengatakan Iran melakukan kesalahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.