Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Israel Dekat dengan AS, Siapa yang Bakal Bantu Iran? Poros Perlawanan Disebut Kian Melemah

Saat Amerika Serikat sebagai sekutu kuat Israel sudah membahas serangan secara terbuka, hanya satu kelompok militan yang turun tangan membantu Iran.

Tangkap Layar YouTube/AlJazeera
IRAN VS ISRAEL - Tangkap layar video serangan Israel di Kangan Port, bagian selatan Provinsi Bushehr, Iran, dekat ladang gas South Pars, Sabtu (14/6/2025). Sejak 1970-an, Iran telah memproyeksikan kekuatannya di Timur Tengah menggunakan jaringan dengan sejumlah sekutu yang memiliki tujuan yang sama untuk melawan pengaruh AS dan Israel di seluruh wilayah tersebut. 

Presiden Vladimir Putin telah mengecam serangan terhadap Iran.

Ia juga dilaporkan telah memperingatkan bahwa intervensi apa pun dari AS akan menjadi "lingkaran eskalasi yang mengerikan".

"Rusia tentu sangat dekat dengan Iran saat ini dan memainkan peran yang sangat penting dalam memasok pesawat nirawak ke Rusia untuk perang di Ukraina," kata Ian Parmeter.

"Jadi Rusia berutang kepada Iran atas pesawat nirawaknya, tetapi, pada saat yang sama, Putin dan Netanyahu sangat akrab secara personal," tambahnya.

Menurut Ian Parmeter, tawaran Rusia untuk menjadi penengah tidak mungkin "berhasil" dan "itu hanya cara yang baik bagi Putin untuk tampil sebagai negarawan internasional."

Ian Parmeter juga menyebut, tidak mungkin negara-negara Arab lain seperti Mesir, Yordania, atau Uni Emirat Arab akan mendukung Iran karena mereka tidak dekat dan tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut.

Israel dan AS 'sangat dekat'

Sementara, Israel punya hubungan dekat dengan Amerika Serikat yang kuat secara militer maupun politik.

"Benjamin Netanyahu tidak akan melakukan apa pun tanpa terlebih dahulu meminta izin kepada Trump, dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengannya," kata Ian Parmeter.

Presiden AS Donald Trump telah menyerukan agar Iran "menyerah tanpa syarat" dan mengemukakan gagasan bahwa pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei, akan menjadi "target empuk" jika dia harus dibunuh.

AS mengatakan, mereka mempertahankan posisi "defensif" dalam konflik Iran-Israel untuk saat ini, yang berarti mereka hanya fokus pada pencegahan atau pencegatan serangan terhadap Israel.

Namun, Donald Trump telah menggoda bahwa AS "mungkin atau mungkin tidak" menyerang Iran dan akan membuat keputusan "dalam waktu dua minggu."

Sementara itu, Ian Parmeter menilai bahwa Israel ingin AS terlibat karena mereka membutuhkan bom "penghancur bunker" untuk menghancurkan situs nuklir Iran.

Kata Ian, Israel jelas membutuhkan AS untuk merusak pabrik pengayaan bahan bakar nuklir Fordow milik Iran, yang dibangun jauh di dalam gunung.

"Risiko besarnya adalah Amerika Serikat akan terlibat dalam beberapa hal, tetapi saya tidak melihatnya terlibat dengan pasukan darat atau lebih dari sekadar menggunakan bom penghancur bunker," kata Ian.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved